Selasa 23 Jan 2018 15:20 WIB

Pemulihan Museum Bahari Libatkan Banyak Pihak

Termasuk kedutaan Inggris, Australia, Amerika, dan Belanda.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bagian Museum Bahari, Jakarta Utara yang tidak terkena dampak kebakaran dan dibuka untuk umum. Selasa (23/1).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Bagian Museum Bahari, Jakarta Utara yang tidak terkena dampak kebakaran dan dibuka untuk umum. Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PemulihanMuseum Bahari membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Selain dari dalam negeri, bantuan juga melibatkan pihak luar negeri. 

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Tinia Budiati. Kerja sama itu, kata dia, khususnya terkait benda pameran yang terdampak kebakaran.

"Sudah dari museum melapor ke Kedutaan Inggris, Australia, Amerika, dan Belanda yang ikut berpartisipasi dalan pameran itu tentang musibah ini," katanya saat ditemui di Museum Bahari, dalam acara pembukaan kembali museum tersebut, Selasa (23/1).

"Belum ada jawaban. Mudah-mudahan dalam waktu ke depan ada jawaban. Karena ini semua harus ada proses penyelidikan kita tunggu respons mereka."

Menurut Tinia, sejumlah benda koleksi Museum Bahari merupakan koleksi asli. Salah satu upaya yang baru dilakukan dengan menghubungi pembuat perahu dari berbagai wilayah di Indonesia untuk membuat kapal miniatur, yang menjadi koleksi di dalamnya.

 

Kebakaran melanda Museum Bahari pada Selasa (16/1) pekan silam. Setengah bagian museum terbakar habis. Masyarakat sudah diizinkan mengunjungi museum tersebut Selasa pekan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement