Senin 22 Jan 2018 23:35 WIB

BPBD Bantul akan Inventarisasi Bangunan di Sempadan Sungai

Air sungai di beberapa wilayah mengalami peningkatan debit.

 Warga di pinggiran jembatan Siluk, Sriharjo, Imogiri, Kabupaten Bantul mulai mengumpulkan dan membersihkan harta benda setelah terkena endapan lumpur saat banjir, Rabu (29/11). Dari banjir pada hari Selasa (28/11) tidak tercatata adanya korban jiwa di desa sekitar aliran Sungai Siluk.
Foto: Republika/Nico Kurnia Jati
Warga di pinggiran jembatan Siluk, Sriharjo, Imogiri, Kabupaten Bantul mulai mengumpulkan dan membersihkan harta benda setelah terkena endapan lumpur saat banjir, Rabu (29/11). Dari banjir pada hari Selasa (28/11) tidak tercatata adanya korban jiwa di desa sekitar aliran Sungai Siluk.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan inventarisasi bangunan maupun rumah tinggal yang terdapat di kawasan sempadan sungai daerah ini. Langkah ini menyusul adanya peningkatan debit air sungai yang mengalir di Bantul karena hujan deras baik di daerah ini maupun daerah hulu.

Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul mengatakan, seperti hujan deras karena cuaca ekstrem yang terjadi sejak 18 sampai 22 Januari ini mengakibatkan debit air sungai naik hingga mengalami abrasi dan tanggul longsor karena tergerus aliran sungai.

"Air sungai di beberapa wilayah bantul mengalami peningkatan debit airnya, sehingga ada beberapa penggal sungai yang mengalami abrasi karena meningkatnya debit air, salah satunya di wilayah Kauman Dongkelan Desa Tirtonirmolo," katanya Senin (22/1).

Dwi Daryanto mengatakan, bahkan di tepi Sungai Winongo tersebut abrasi telah mengancam bangunan mushola dan rumah warga, dan tidak menutup kemungkinan di beberapa tempat lain di tepi sungai juga mengalami hal yang sama.

Oleh sebab itu, kata dia, perlunya inventarisasi bangunan dan rumah di sempadan sungai sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk akibat abrasi sungai yang terus terjadi, agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Harapan kami kalau itu masuk kawasan sempadan sungai, kalaupun nanti akan dibangun kembali harapan kita harus jauh dari badan sungai, karena memang kondisi alam sekarang ini sudah tidak bisa kita prediksi lagi," katanya.

Di sisi lain pihakya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bantul yang tinggal di daerah aliran sungai untuk mewaspadai kemungkinan terjadi bahaya tanah longsor manakala cuaca yang ekstrim seperti saat ini.

"Ini yang harus dilakukan masyarakat di daerah aliran sungai, sehingga dampak bisa diantisipasi, bencana banjir bisa diantisipasi karena kejadian pasti diawali dengan turun hujan dan airnya masuk ke Bantul," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement