REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bogor memastikan penyelidikan kasus keributan yang berujung penembakan pada Sabtu (20/1) dini hari akan diusut secara profesional dan transparan. Kejadian ini menyebabkan tewasnya seorang warga sipil bernama Fernando Alan Josua Wowor (26 tahun).
Wakil Kapolresta Bogor, AKB Rantau Isnur Eka, mengatakan, saat ini polisi tengah melakukan pendalaman terhadap dua kasus dalam kejadian ini. Yaitu penembakan dan pengeroyokan.
"Kami pastikan kasus ditangani secara fair, tidak ada intervensi pihak mana pun," ucapnya saat ditemui Republika.co.id di Makorem 061 Suryakancana, Bogor, Senin (22/1).
Untuk dua kasus ini, polisi sudah memeriksa empat orang saksi termasuk rekan Fernando. Sebagai barang bukti, polisi telah mengamankan barang bukti berupa satu pucuk senjata api, satu buah magazen dan empat butir peluru.
Selain itu, polisi juga melakukan penyelidikan terkait laporan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban Briptu AR oleh sekelompok orang. "Untuk Briptu AR belum bisa dimintai keterangan. Kondisinya masih kritis dan dalam penanganan medis," ucap Rantau.
Terkait penyelesaian kasus ini, Rantau meminta kepada masyarakat untuk tetap bersabar sampai proses penyelidikan tuntas. Sebab, polisi sangat berhati-hati dalam melakukan penyelidikan dan mengeluarkan pernyataan agar tidak memengaruhi independensi penyelidikan.
Kasus keributan dan penembakan ini tepatnya terjadi di area parkir salah satu klub malam di Sukasari, Bogor. Korban Fernando diketahui merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Sementara itu, pelaku diduga adalah seorang anggota Brimob Kelapa Dua Depok dengan inisial Bripda AR. Saat ini, ia dalam kondisi kritis akibat luka penganiayaan.