REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Pagi-pagi buta Rabiah sudah memacu sepeda motornya menuju Taman Tugu Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Hujan deras yang turun tak mampu menahan tekadnya untuk bergabung bersama ratusan orang lainnya pada Sabtu (20/1).
Menjadi Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) salah satu cara bagi Rabiah berkontribusi pada pesta demokrasi kali ini. Taman Tugu Selong sendiri menjadi tempat apel sebelum memulai prosesi pencocokan dan penelitian data pemilih yang berlangsung sejak 20 Januari hingga 18 Februari mendatang.
Dengan 'amunisi' berupa kartu identitas, atribut PPDP, dan data kekuarga pemilih, Rabiah bergerak dari satu pintu ke pintu lain. Setiap harinya, Rabiah dan petugas coklit ditugasi menyambangi lima kepala keluarga yang ada di Lombok Timur.
Pintu pertama yang ia ketuk ialah rumah bakal calon wakil gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah yang berada di Kelurahan Rakam, Kecamatan Selong. Namun, Rabiah tak sempat mengetuk pintu, lantaran pintu tersebut sudah terbuka lebar.
Maklum saja, begitu Rabiah tiba, rumah Rektor Universitas Hamzanwadi itu sudah ramai dengan kehadiran Ketua KPUD Lombok Timur Muhammad Saleh, Kapolres Lombok Timur AKBP Eka Faturrahman, Divisi Sosialisi Pendidikan Pemilih dan SDM KPUD NTB Yan Marli yang sudah terlebih dahulu tiba.
Rasa canggung tak bisa dihapuskan dari raut wajahnya karena keterlambatan dirinya. Namun, sang empunya rumah, Rohmi menyambutnya dengan tangan terbuka dan penuh canda tawa. Mendata bakal calon pemimpin daerah menjadi pengalaman yang tidak bisa Rabiah lupakan. Usai menyelesaikan prosesi coklit, Rabiah malu-malu meminta Rohmi berfoto sebagai kenang-kenangan.
Tugas Rabiah sangat sederhana dengan hanya mencocokkan dokumen yang dibawa dengan KTP dan kartu keluarga. Namun, di tangan Rabiah ini bergantung sebuah harapan besar, yakni terciptanya pemilihan yang lancar.
Rohmi berharap proses coklit mampu mewujudkan data pemilih yang valid. Dengan begitu, masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya.
Harapan juga diutarakan Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin yang juga akan kembali maju dalam Pilgub NTB 2018.
"Coklit perlu dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan masyarakat NTB bisa terdata sekaligus terdaftar untuk menggunakan hak pilihnya," kata Amin.
Amin mengingatkan, pengalaman perhelatan Pilkada serentak sebelumnya, data calon pemilih yang tidak akurat atau bahkan yang tidak terdaftar seringkali menjadi persoalan yang dapat menghambat pelaksanaan Pilkada.
Bakal calon Bupati Lombok Timur Syamsul Lutfi menaruh harapan besar pada metode coklit tersebut. Lutfi yang pernah maju dalam Pilkada Lombok Timur 2013 memiliki pengalaman tak mengenakan terkait data pemilih.
"Dulu Pilkada 2013 kita ketahui banyak nama-nama yang tidak jelas menjadi pemilih. Itu kami cermati dari DPT yang ada sungguh mengecewakan sekali," ucap Lutfi.
Kehadiran metode coklit, lanjut Lutfi, diharapkan mampu menjadi sebuah terobosan positif dalam menentukan data pemilih yang valid.