REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPRRI Choirul Muna berharap, persoalan gizi buruk di daerah pedalaman Papua yakni di Asmat yang terletak di kawasan Merauke dan daerah Oksibil yang terletak di Pegunungan Bintang dapat tertangani oleh Pemerintah Indonesia. Choirul tak mau jika masalah ini terus meluas dan menarik perhatian dunia internasional.
"Kita sama-sama eksekusi masalah ini supaya tidak diekspos oleh dunia internasional," kata Choirul kepada Republika.co.id, Ahad (21/1).
Anggota Fraksi Partai Nasdem dari Dapil VI Jawa Tengah itu mengatakan, pada Senin (22/1) besok, DPR Komisi VIII akan rapat dengan Menteri Sosial Idrus Marham untuk membahas kelanjutan penangananmasalah gizi dan kesehatan yang buruk di Asmat dan Oksibil.
Choirul mengetahui bahwa sekarang sudah ada tim cepat tanggap untuk menangani korban gizi buruk di Asmat danOksibil. Tim itu terdiri dari delegasi dari Kemensos, Kementerian Kesehatan,TNI dan Polri dan lain-lain.
Pemerintah, DPR dan pihak terkait, kata Choirul harus melakukan evaluasi agar tak ada lagi ketimpangan sosialterutama mengenai kesehatan dan gizi di Papua. Choirul menilai, sebenarnya penyebab kasus gizi dan kesehatan buruk di dua wilayah ini lantaran jangkauan wilayah yang cukup sulit. Suku Asmat dan Oksibil sama-sama terletak dipegunungan. Sehingga ketersediaan Puskesmas dan tenaga medis terbatas.
Selain itu, penyebab lain adalah faktor kesukuan di Asmat dan Oksibil yang masih kental. Sehingga cukup sulit selama ini untuk memantau kondisi kesehatan dan gizi penduduk tersebut. "Ini perlu dievaluasi bersama-sama, agar kejadian gizi buruk ini tak terulang lagi," ujarChoirul.
Seperti diketahui Di Asmat tercatat sudah lebih dari 60 anak meninggal dunia akibat gizi buruk. Di Oksibil Pegunungan Bintang, sudah ada 27 orang yang terdiri dari 4 orang dewasa dan 23 balita meninggal dunia juga akibat kesehatan dan gizi yang buruk.