Ahad 21 Jan 2018 08:20 WIB

Trump, Shutdown Amerika, dan Dampaknya bagi Indonesia

Penutupan sementara pemerintah (shutdown) Amerika berdampak pada pelemahan dolar AS.

Presiden AS Donald Trump
Foto: thesource.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fira Nursya'bani, Idealisa Masyrafina

Penghentian pelayanan pemerintahan (government shutdown) menjadi bumerang bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sebab, saat mengomentari shutdown yang terjadi pada 2013, Trump ketika itu selalu menuding Gedung Putih sebagai penyebab shutdown.

Kini, ketika pemerintahannya mengalami hal yang serupa, tudingan yang menyebut Trump sebagai penyebab terjadinya shutdown pun meningkat, khususnya dari kubu lawan politik. "Donald Trump tidak mampu melakukan percakapan rumit semacam isu-isu ini," ujar John Yarmuth, anggota Demokrat senior di Komite Anggaran DPR.

John melanjutkan Trump tidak memiliki rentang perhatian untuk melakukannya. Dia tidak memiliki kepentingan untuk melakukannya. Yang dia ingin lakukan hanyalah menunjukkan bahwa dia terlibat dalam prosesnya.

Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan pada masa Pemerintahan Barack Obama, Trump mengomentari bahwa shutdown yang terjadi pada 2013 sebagai kesalahan Gedung Putih. Dalam wawancara "Fox & Friends" setelah shutdown yang terjadi pada 2013, Trump mengatakan, Presiden Barack Obama yang bertanggung jawab.

"Masalahnya mulai dari atas dan harus dipecahkan dari atas," kata Trump. Apalagi, pada Juli 2016, Trump sempat berkomentar, "Tidak ada yang tahu sistem ini lebih baik dari saya. Itulah sebabnya saya sendiri yang bisa memperbaikinya."

Pemimpin Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer juga menuding Trump sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Komentar tersebut merespons tudingan Gedung Putih yang melemparkan kesalahan kepada kubu Demokrat.

Schumer bertemu dengan Trump pada Jumat sore dan mengatakan enggan memasukkan anggaran dinding perbatasan dalam perundingan Senat. Namun, ia mengaku masih belum cukup meyakinkan Trump untuk berkompromi. Schumer juga meminta Trump dan para pemimpin dari kedua belah pihak untuk melanjutkan perundingan pada Sabtu (20/1).

Menurut Schumer, dia bahkan telah menyatakan siap menuruti permintaan Trump mengenai anggaran pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko dan pertahanan untuk menghindari shutdown. "Saya bahkan siap untuk mendukungnya secara langsung," kata Schumer, seperti dilansir NBC News.

Namun, penawaran tersebut nyatanya tidak membuat Trump tertarik sehingga pembahasan anggaran menjadi mandek.  Bahkan, di Twitter, dia mengunggah beberapa video penggalan wawancara Trump yang terjadi pada 2011 dan 2013.

Dalam video tersebut Trump mengatakan, presiden adalah orang yang seharusnya menyatukan kubu yang berseberangan. "Jadi, jika sampai terjadi shutdown, itu bakal menjadi preseden buruk bagi seorang presiden," ujar Trump kala itu.

Schumer menambahkan keterangan dalam Twitternya, "Trump seharusnya mengingat setiap kata-katanya ini. Shutdown ini bakal diingat sebagai Trump Shutdown."

Pemerintah AS secara resmi berhenti beroperasi pada Sabtu (20/1), tepat saat Presiden AS Donald Trump memasuki tahun pertama pemerintahannya. Trump sendiri menyalahkan Partai Demokrat atas insiden ini.

Gedung Putih menyatakan tidak akan membahas masalah imigrasi sampai pemerintah bangkit dan beroperasi kembali. Sampai kesepakatan pendanaan selesai, sejumlah agen federal di seluruh negeri tidak dapat beroperasi. Ratusan ribu pekerja federal juga akan diberikan cuti sementara tanpa bayaran.

Penghentian sementara operasional Pemerintahan AS diprediksi berlangsung dari minggu ke empat Januari hingga minggu kedua Februari 2018. Shutdown merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden dan Kongres dalam penyusunan anggaran negara khususnya terkait pembiayaan. Adapun departemen yang akan terkena efek penutupan sementara setidaknya Departemen Perdagangan, NASA, Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Perumahan, dan Departemen Energi.

Untungkan nilai rupiah

Adanya shutdown Pemerintah AS akan berpengaruh terhadap nilai tukar dolar AS karena pemulihan ekonomi AS terganggu. Dalam hal ini rupiah akan diuntungkan terhadap pelemahan dolar AS.

Dolar AS turun ke level terlemah dalam tiga tahun. Aksi jual terjadi karena investor mempertimbangkan prospek penutupan pemerintahan AS dan tanda-tanda kenaikan inflasi. Namun saham Eropa menguat dan emas melonjak.

Turunnya dolar AS menuju pekan keenam terhadap mata uang utama. Bloomberg Dollar Spot Index juga turun 0,3 persen ke level terendah dalam tiga tahun. Imbal hasil surat utang AS untuk 10 tahun naik tipis di atas 2,64 persen untuk pertama kalinya sejak 2014 sebelum sekuritas mengurangi kerugian.

Menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara, bagi Indonesia dampak terjadinya shutdown secara temporer sangat minim ke nilai tukar rupiah. "Proyeksi rupiah masih berada dalam rentang yang terkendali di kisaran 13.350-13.400 ketika terjadi shutdown. Hal ini disebabkan pada masa shutdown, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara lainnya," ujar Bhima, Sabtu (20/1).

Terjadinya shutdown menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu. Dalam posisi ini, kata Bhima, justru rupiah akan diuntungkan. IHSG pun masih tetap positif diangka 6.490-6.500, didorong oleh sentimen investor dalam negeri terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia.

Dalam konteks persiapan menghadapi rencana shutdown saat ini, cadangan devisa Indonesia masih cukup untuk stabilisasi kurs. Angka terakhir pada Desember 2017, cadangan devisa berada di posisi 130 miliar dolar.

Sebagai jaring pengaman terhadap gejolak eksternal, kata Bhima, cadangan devisa harus terus ditingkatkan nilai maupun kualitasnya dengan mendorong devisa ekspor non-migas serta devisa pariwisata. "Bank Indonesia juga perlu terus memantau resiliensi atau ketahanan fundamental ekonomi terhadap tekanan global," katanya.

Baca Juga: Apa itu Penutupan Pemerintah Amerika, dan Bagaimana Dampaknya?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement