Sabtu 20 Jan 2018 12:31 WIB

Ketua MPR Beri Motivasi kepada Santri Al-Zaytun

Zulkifli meminta demokrasi Pancasila jangan membuat pesimistis

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan melakukan kunjungan sekaligus kuliah umum ke Kampus Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI Al-Azis) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (19/1).
Foto: Republika/Farah Noersativa
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan melakukan kunjungan sekaligus kuliah umum ke Kampus Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI Al-Azis) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan memberikan motivasi kepada sekitar 12 ribu para santri dan mahasiswa di Pondok Pesantren Institut Agama Islam Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Zulkifli mengatakan sistem demokrasi Pancasila jangan membuat pesimistis.

"Kondisi sistem Demokrasi Pancasila jangan sampai membuat kalian pesimistis, karena itu ada kelebihannya juga," ujar Zulkifli kepada para hadirin, Sabtu (20/1).

Ia menyebut, sistem Demokrasi Pancasila memberikan kesempatan dan peluang kepada siapa saja untuk bisa menjadi apa saja. "Tergantung daya juang masing-masing," katanya.

Zulkifli mengatakan, di zaman seperti ini, suka atau tidak suka, secara konstitusional, demokrasi terjadi. Akibatnya persaingan terbuka pun terjadi. Sehingga, penting bagi para generasi penerus saat ini mempersiapkan diri untuk menghadapi era persaingan terbuka seperti saat ini.

"Tantangannya lebih berat. Siapa saja punya peluang dan kesempatan yang sama," katanya.

Zulkifli menekankan kepada para santri dan mahasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, kata dia, bila tak bersungguh-sungguh, artinya generasi penerus menyia-nyiakan masa depannya sendiri.

Selain itu, kata dia, dengan ilmu kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi lima hingga 50 tahun ke depan. "Dengan ilmu kita bisa melakukan apa saja, termasuk menangani impor-impor kita. Maka, tuntutlah ilmu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement