Jumat 19 Jan 2018 17:29 WIB

Pemkot Surabaya Sediakan Ambulans Khusus Persalinan

Fasilitas ambulans NETS terbilang lengkap

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ibu baru melahirkan/ilustrasi
Foto: frontpagemag.com
Ibu baru melahirkan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi warganya. Salah satunya dengan menyediakan kendaraan ambulan bernama Neonatal Emergency Transport Net (NETS).

"Ambulans ini dikhususkan untuk menjemput dan membantu persalinan bagi pasien yang akan atau yang sudah melahirkan bayi di bawah normal atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)," kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Febria Rachmanita di Surabaya Jumat (19/1).

Ambulans ini, lanjut Febria, merupakan satu-satunya kendaraan layanan kesehatan di Indonesia dan akan dijadikan pilot project di beberapa kota lainnya. Tidak hanya itu, fasilitas yang berada di dalam ambulance NETS terbilang lengkap.

Fasilitas yang dimaksud berupa, inkubator beserta kelengkapan alat dan obat, ventilator beserta kelengkapan alat dan obat, peralatan dan obat untuk resusitasi bayi baru lahir, termasuk jackson rees dan T piece resusiator.

"Biasanya kalau mengantar pasien yang hendak melahirkan bayi rendah menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Nah selama perjalanan kan kurang oksigen dan sebagainya makanya kami menyediakan alat-alat medis secara lengkap di dalam ambulans," ujar Febria.

Tidak hanya alat yang lengkap, Dinkes juga menyiapkan tenaga medis yang handal dan terlatih. Tenaga medis tersebut mampu menangani persalinan ibu yang melahirkan bayi di bawah rendah, melalui pelatihan yang diikuti tenaga medis RS Soewandhi dan tenaga ahli medis puskesmas se-surabaya.

"Salah satu pelatihannya adalah menstabilkan suhu dan tingkat kelembapan inkubator sesuai kondisi bayi yang baru lahir," kata Febria.

Febria kemudian menyampaikan manfaat lain dari ambulance NETS, yaitu menekan angka kematian bayi yang lahir di bawah rendah. Menurutnya, sepanjang tahun 2017, jumlah bayi yang meninggal dunia akibat lahir secara rendah sebanyak 200 bayi.  Maka, dengan adanya ambulance NETS, Febria berharap mampu menekan angka kematian bayi secara perlahan-lahan.

"Sejauh ini kami sudah melayani 42 bayi dan alhamdulilah semuanya lahir selamat dan sehat," kata Febria.

Saat ini, lanjut Febria, mobil ambulan NETS hanya berpusat di RS Soewandhi. Namun, Dinkes berencana untuk melebarkan sayap dengan meletakkan layanan trasnportasi kesehatan tersebut di 5 titik, serta menambah jumlah armada ambulan NETS, yang saat ini jumlahnya hanya 1 unit.

"Sesuai perintah Ibu wali kota, kita akan menyebarkan lokasi ambulan di 5 titik dan akan menambah jumlah armada ambulance yang direncanakan tahun ini. Tapi sekarang masih dalam proses pengadaan," kata Febria.

Febria kemudian memberi arahan bagi warga yang belum tahu cara memanfaatkan mobil ambulan NETS. Dia menganjurkan warga menghubungi 112 atau jika pasien sudah berada di rumah sakit diharapkan langsung menelepon RS Soewandhi. "Tinggal sebutkan nama dan alamat, kami akan langsung meluncur," kata Febria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement