Jumat 19 Jan 2018 16:36 WIB

Pemakaian Deterjen Pengaruhi Kualitas Air Sungai Brantas

Kualitas air Brantas saat ini sudah tidak terlalu baik karena limbah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kampung warna-warni Jodipan di tepian Sungai Brantas, Jawa Timur.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Kampung warna-warni Jodipan di tepian Sungai Brantas, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Limbah industri dan rumah tangga mempengaruhi kualitas air suatu sungai. Direktur Utama (Dirut) Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan menerangkan, pestisida dan deterjen menjadi sumber utama yang cukup berbahaya memperburuk kualitas air sungai Brantas.

"Ketika dilihat dampak di bendungan yang ada di Malang, pemakaian deterjen dan pestisida yang cukup berbahaya untuk kualitas air sungai," kata Raymond, Jumat (19/1).

Selain itu, plastik dan sampah yang dibuang masyarakat ke sungai juga ikut memberikan pengaruh negatif pada sungai Brantas. Tak heran jika kualitas air Brantas saat ini sudah tidak terlalu baik, terutama derita yang akan diterima pada bagian hilir sungai.

Raymond menerangkan, kondisi air sangat dipengaruhi oleh kegiatan di perkotaan, terutama di tiga kota. Dalam hal kegaiatan yang ada di Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ketiga kota ini pusat pemukiman besar yang juga ikut berpartisipasi dalam memberikan efek negatif pada sungai Brantas.

Menurut dia, 60 persen kualitas Sungai Brantas disebabkan oleh limbah kegaiatan pemukiman. Dengan kata lain termasuk kegiatan domestik yang terjadi di dalam rumah penduduk. Sementara 40 persen lainnya dari limbah industri yang berada di kota-kota tersebut.

"Dan ini jadi tantangan ke depan," kata dia.

Melihat situasi ini, Raymond berharap pemerintah selalu pelaksana kebijakan dapat ambil langkah dalam mengelola limbah yang ada di sungai. Sebab, pihaknya tidak memiliki wewenang untuk menindak para pencemar. Masalah ini harus dihadapi bersama, termasuk mengajak masyarakat untuk mengurangi membuang bahan-bahan yang berbahaya ke sungai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement