Jumat 19 Jan 2018 05:04 WIB

Ceramah Akhir Zaman Ustaz Zulkifli yang Dipersoalkan Itu

Perkataan Ustaz Zulkifli yang dipersoalkan terkait tanda-tanda akhir zaman

Rep: Silvy Dian Setiawan, Arif Satrio Nugroho, Kiki sakinah/ Red: Budi Raharjo
Ustaz Zulkifli Muhammad Ali (tengah) memberikan keterangan kepada media sebelum menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Cyber (Dittipid Cyber) Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/1).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustaz Zulkifli Muhammad Ali (tengah) memberikan keterangan kepada media sebelum menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Cyber (Dittipid Cyber) Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Selama empat jam, Ustaz Zulkifli Muhammad Ali menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Kamis (18/1). Sekitar 40 kuasa hukum mendampingi pemeriksaan Ustaz asal Sumatra Barat ini.

Usai diperiksa, Ustaz Zulkifli menjelaskan materi yang ditanyakan penyidik Polri. Ia mengungkapkan kalimat yang dipermasalahkan berkaitan dengan akhir zaman. Di mana konten yang ia sampaikan ketika berdakwah berdasarkan atas ayat-ayat Alquran yang jelas dan hadis Nabi.

"Ketika saya mengatakan bahwa kekacauan ini, ketika di Timur Tengah terjadi akan merata ke seluruh dunia. Karena saya ceramahnya di Jakarta, termasuk di Jakarta saya bilang. Nah inilah yang di pertanyakan letak buktinya," ujar Ustaz Zulkifli.

"Hadisnya jelas, ayat-ayatnya jelas, kalau mau tahu ada kitabnya. Saya menyarankan ada ensiklopedi akhir zaman oleh Syekh dr Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh. Kitabnya sangat tebal, itu sangat lengkap tentang akhir zaman di sana," katanya menambahkan.

Dalam ensiklopedi tersebut, katanya, berbagai macam bentuk jenis akhir zaman yang terjadi diceritakan dalam kitab tersebut. "Jadi berbagai macam bentuk jenis akhir zaman yang terjadi, termasuk kehancuran Amerika, kehancuran Israel ada di sana Nabi ceritakan," tambahnya.

Usai menjalani pemeriksaan, Ustaz Zulkifli diperkenankan penyidik untuk kembali berdakwah. Mengenai pencabutan status tersangkanya, ia belum mau berkomenta. Namun jika pihak kepolisian masih memerlukan pemeriksaan, maka ia siap kembali dipanggil oleh pihak kepolisian.

Meluruskan hal yang dituduhkan kepadanya, Ustaz Zulkifli menegaskan, apa yang disampaikannya berdasarkan tuntunan dari Hadis Nabi Muhammad SAW. "Ketika ada BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dan tanpa pendampingan kuasa hukum saat rumah saya masih di Sumbar, saya sudah tunjukkan bahwa saya berikan kitab sumber-sumber itu kepada yang mem-BAP saya," kata dia.

Ia mengatakan, ceramah yang dibawakannya juga berdasarkan ayat-ayat Alquran. Sehingga, jika isi ceramahnya dianggap sebagai ujaran kebencian maka akan banyak ayat-ayat Alquran yang harus dihapus dan banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang harus ditiadakan. "Dan, apabila tentang pembahasan akhir zaman ini dibedah, maka hadis-hadis Nabi-lah sebagai panduannya," ucap dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan tudingan bahwa dirinya menebarkan kebencian tidaklah benar. Sebab, semua yang ia sampaikan tidak pernah lepas dari tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Rekaman Video Dakwah

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Fadil Imran, mengatakan Ustaz Zulkifli diperiksa sebagai tersangka terkait video dakwahnya yang viral di media sosial. "Pemanggilan itu atas pokok perkara dengan dugaan menyebarkan ujaran kebencian," kata dia.

Republika.co.id mendapatkan rekaman video dakwah Ustaz Zulkifli yang dikirim Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Dalam video itu, Ustaz Zulkifli mengatakan, akan terjadi kekacauan di Arab Saudi. "Maka ingatlah bencana gempa akan susul menyusul di sana," kata dia.

Selain itu, Ustaz juga mengatakan, akan terjadi pertumpahan darah di seluruh Timur Tengah dan adanya ancaman kehancuran ekonomi global, termasuk di Indonesia. Beberapa negara Teluk masih aman, tapi nanti akan merata semua, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kelak akan terjadi krisis, keributan, dan kekacauan serta pembunuhan di mana-mana, termasuk di Jakarta.

Lebih lanjut, Zulkifli mengkritik mengenai revolusi masyarakat Cina di Indonesia dan juga revolusi komunis yang berkolaborasi dengan Syiah. Dia mengatakan, Indonesia akan diisi oleh orang-orang Cina Komunis.

"Apabila kita tidak bersiap-siap, tamat tidak mau bersatu, maka kita akan disembelih seperti saudara kita di Suriah, seperti saudara kita di Irak, saudara kita disembelih di Yaman," katanya.

Dimana saat ini, jutaan KTP dibuat di Cina, dan di Paris atas nama penduduk Indonesia. Yang nantinya mereka akan menginvasi Indonesia dengan melakukan kegaduhan dan kekacauan, dengan persiapan yang matang. Sehingga, masyarakat asli Indonesia akan tersingkirkan dari negerinya sendiri.

"Rakyat Indonesia akan dibuang ke laut. Kemudian mereka akan mengisi Indonesia, minimal 200 juta akan mengisi Indonesia. Apa persiapan kita, apa yang kita lakukan, apabila umat tidak bergerak," tambahnya.

Ustaz Zulkifli merupakan ustaz yang dijuliki sebagai ustaz akhir zaman, karena sering membawakan dakwah dengan tema akhir zaman. Ustaz kelahiran 15 Nopember 1974, Pariaman, Sumatra Barat ini merupakan dai yang senantiasa mengobarkan semangat dakwah Islam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Tak Boleh Benci Seseorang karena Etnis

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menanggapi isi ceramah dan penetapan tersangka terhadap Ustaz Zulkifli. Ia mengatakan, ceramah ustaz Zulkifli tidak dapat dikategorikan sebagai penistaan agama. Namun, lebih kepada ekspresi rasa tidak suka kepada etnis tertentu.

"Sebaiknya polisi cukup meminta keterangan secara personal, tidak perlu reaksi berlebihan," kata Mu'ti, melalui pesan WhatsApp, Rabu (17/1).

Ia mengatakan, bila polisi bersikap berlebihan maka itu bisa menimbulkan sikap represif kepada umat Islam. Sementara, ada kasus serupa terkait pemeluk agama lain tidak ditindak sebagaimana mestinya.

Kendati demikian, ia menyayangkan isi ceramah Ustaz Zulkifli yang tidak berbasis data. Menurutnya, dalam konteks politik, seseorang bisa menyampaikan pandangan tentang masalah warga negara asing. Namun, narasinya dinilai berlebihan dan menunjukkan rasa tidak suka kepada etnis dari negara tertentu.

Dalam pandangan Islam, Mu'ti menyatakan, tidak boleh membenci seseorang karena etnis atau asal usul warga negaranya. "Islam mengajarkan sikap saling mengenal dan saling menghormati di antara manusia yang berbeda baik suku, bahasa, Agama, dan perbedaan lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement