Kamis 18 Jan 2018 19:24 WIB

PGI Ingatkan Gereja-Gereja Aktif Bantu Masyarakat di Asmat

Rep: Muhyiddin/ Red: Andri Saubani
Kepolisian menyusuri korban-korban penyakit Campak di Kabupaten Asmat, Papua
Foto: dok. Divhumas Polri
Kepolisian menyusuri korban-korban penyakit Campak di Kabupaten Asmat, Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Albertus Patty mengingatkan agar gereja-gereja turut membantu masyarakat yang terdampak gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua. "Kita ingatkan supaya memang gereja-gereja maupun umat beragama manapun untuk membantu. Ini kan Asmat bagian dari Indonesia. Krisis pangan di asmat itu kan musibah kita semua," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (18/1).

Ia mengatakan, semua pihak sudah seharusnya membantu masyarakat Asmat demi kemanusiaan dan ke-Indonesiaan. Ia pun mengingatkan agar pemerintah, khususnya Pemprov Papua juga memperhatikan masyarakat yang tinggal di pelosok.

"Memang kita ingatkan pemerintah terutama juga termasuk pemda supaya memang memperhatikan masyarakat-masyarakat di pelosok seperti Asmat itu," ucapnya.

Selain itu, menurut Albertus, pemerintah juga harus memperbaiki manajemen kesehatan dan melakukan kontrol terhadap kinerja dinas kesehatan. Sehingga, tidak ada lagi yang meninggal karena kekurangan gizi atau pun campak.

"Karena ada kemungkinan juga manajemennya kurang benar dan kontrolnya tidak betul sehingga memang teman-teman Azmat itu dikorbankan. Kemudian, kita juga ingatkan supaya suplai obat-obatan sampai daerah-daerah pelosok itu bisa dijamin," kata Albertus.

Seperti diketahui, sebelumnya kabar buruk tentang meninggalnya puluhan anak karena disebabkan gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat belakangan ini mengejutkan dunia. Seluruh pihak bersedia mengulurkan tangan, termasuk lembaga-lembaga filantropi Islam dan juga organisasi kemanusiaan.

Tercatat setidaknya sudah ada 67 anak yang meninggal di Kabupaten Asmat sejak September 2017 lalu hingga saat ini. Namun, jumlah tersebut kemungkinan semakin bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement