Rabu 17 Jan 2018 01:45 WIB

Golkar Disarankan Pilih Sekjen dengan Kriteria Ini

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berbincang sebelum memimpin rapat pleno fraksi partai golkar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen ,Senayan, Jakarta, Kamis (11/1).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berbincang sebelum memimpin rapat pleno fraksi partai golkar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen ,Senayan, Jakarta, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini belum diketahui sosok yang akan menduduki jabatan sekretaris jenderal DPP Golkar mendampingi Ketua Umum Airlangga Hartarto. Pertimbangan cermat sangat penting memilih sosok yang tepat mengisi jabatan sekretaris jenderal (sekjen), salah satunya kemampuan integritas.

"Saya kira ada pertimbangan yang sangat substantif untuk seorang sekjen Golkar, yaitu pertimbangan sekjen yang memiliki integritas yang lebih dibanding sekjen sebelumnya," kata pengamat politik Ubedillah Badrun di Jakarta, Selasa (16/1).

Integritas, menurut dia, sangat diperlukan untuk mengembalikan citra Golkar yang terpuruk belakangan ini. Oleh karena itu, upaya me-rebranding atau mengubah citra partai harus dilakukan.

"Integritas diperlukan karena itu untuk rebranding Golkar yang terpuruk di waktu lalu. Kalau dalam teori disebut dengan image restoration atau pemulihan image. Nah, salah satu cara untuk memulihkan image itu adalah kualitas pengurus harus memiliki integritas yang lebih dibanding pengurus sebelumnya," kata dia.

Dia menegaskan posisi ketua umum dan sekjen sangat strategis. "Maka pertimbangan integritas sangat penting untuk dikedepankan," kata Ubedillah.

Beberapa nama menurutnya patut menjadi pertimbangan karena lantang menolak sikap politik koruptif. Diantaranya beberapa nama dari Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) seperti Ahmad Doli Kurnia, aktivis muda Golkar yang dinilainya memiliki integritas.

Dia melihat selama ini Dolly menunjukkan integritasnya, terutama melancarkan kritik terhadap kepemimpinan Setya Novanto demi perubahan di tubuh Golkar.

"Kalau saya lihat beberapa waktu lalu yang cukup vokal dan kritis terhadap Setya Novanto kan ada nama tuh, namanya Ahmad Doli Kurnia. Saya kira dialah yang jadi sekjen. Kalau dari keberanian dia untuk berbeda sikap dengan sikap, sehingga dia dipecat dari Golkar kan? katanya.

Dia juga menanggapi usulan perlunya komposisi antara Jawa-luar jawa dalam kepemimpinan di tubuh Golkar, terutama dengan melihat basis dan lumbung suara Golkar.

Sah-saja saja. Terutama jika kebetulan wilayah tersebut memiliki sosok yang memiliki integritas. Tapi tentu kita memerlukan figur yang bisa mendongkrak kembali Golkar yang terpuruk, ujarnya.

Di tempat terpisah dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi menyarankan Airlangga disarankan memilih tokoh muda untuk membawa perubahan di Golkar. Kriteria ini wajib, khususnya untuk posisi strategis seperti sekretaris jenderal.

"Untuk posisi Sekjen karena Golkar meniatkan terjadinya pembaharuan untuk membangun citra yang lebih baik, maka perlu didorong tampilnya politisi muda sebagai sekjen," kata pengamat politik dari Universitas Airlangga.

Selain muda, lanjut Airlangga, sosok Sekjen Golkar harus bersih dari kasus korupsi. Hal ini sesuai dengan slogan Golkar Bersih yang disuarakan Airlangga Hartarto sejak dikukuhkan sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa beberapa waktu lalu.

"Karena mau menuju Golkar bersih tentu harus ditunjukkan dengan memilih orang-orang yang minimal tidak tersangkut dan berurusan dengan masalah hukum, terutama korupsi," kata Airlangga.

Airlangga yakin, Partai Golkar memiliki banyak stok kader muda dan bersih, yang juga memiliki kapasitas untuk ditempatkan sebagai pengurus inti. "Beberapa politisi muda yang memiliki kapasitas seperti Ahmad Doli Kurnia dan Nusron Wahid," ucap Direktur Eksekutif Akar Rumput Steategic Consulting ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement