REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Hanura Sumatra Barat Marlis mengatakan, setelah Partai Hanura dipiloti oleh Oesman Sapta Odang (OSO), para penumpangnya muntah-muntah. Berbeda dengan ketika dipiloti Wiranto.
"Hanura dipiloti OSO, para penumpang muntah-muntah. Ketika dengan Pak Wiranto dulu pilotnya, kami dibawa tenang. Kalaupun ada angin kencang, turbulensi tidak kuat," ujar Marlis pada konferensi pers yang dilaksanakan di Kantor DPP Partai Hanura, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (16/1).
Namun, lanjut dia, begitu posisi pilot diganti dengan OSO, manuver-manuver yang dibuat membuatnya muntah. Marlis pun mengaku sudah mencoba untuk bertahan hingga saat ini. Di mana saat ini dirinya sudah tak kuat lagi.
"Karenanya kami memiliki kesimpulan, kami harus menyelamatkan ini. Dan kami meminta DPP untuk mengganti pilotnya," ujar dia.
Sebelumnya, sebanyak 16 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Hanura menghadap Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto pagi tadi. Mereka meminta saran Wiranto untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di partainya. Mereka meminta DPP Partai Hanura segera melakukan munaslub.
Kemarin, hampir 27 DPD telah menandatangani mosi tidak percaya kepada Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum Partai Hanura. Kemudian hari ini, beberapa dari mereka telah memutuskan secara bulat untuk menyelesaikan permasalahan melalui munaslub.
Mereka juga sudah melaporkan keinginan tersebut kepada Wiranto. Mereka mengatakan, kepada Wiranto, jumlah yang menuntut untuk dilaksanakan munaslub lebih dari 2/3 DPD dan DPC.
Sebelumnya, Partai Hanura kubu Suddin resmi menghentikan OSO sebagai Ketua Umum. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk respons partai atas mosi tidak percaya yang dikeluarkan oleh pengurus DPP terhadap sosok OSO.
Keputusan itu diungkapkan dalam konferensi pers yang dilakukan di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (15/1). Partai Hanura kemudian menugaskan Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo setelah sebelumnya melakukan rapat internal.