Selasa 16 Jan 2018 09:05 WIB

JK: Apa yang Mesti Dibanggakan dari Rumah Cimanggis?

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).
Foto: Republika/Rizky Jaramaya
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok. Peletakan batu pertama pembangunan universitas tersebut semestinya dilakukan pada Desember 2017, namun harus mundur karena terkendala dengan adanya rumah peninggalan Belanda yang diklaim menjadi situs sejarah.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, rumah tersebut merupakan rumah istri kedua dari penjajah yang korupsi. Menurutnya, rumah ini sebaiknya tidak usah dipertentangkan karena wilayah tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan universitas yang dapat mencetak generasi berkualitas di masa depan.

"Rumah itu adalah rumah istri kedua dari penjajah yang korup, masa situs itu harus ditonjolkan terus," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Senin (15/1).

Jusuf Kalla menegaskan, pembangunan UIII adalah upaya pemerintah dalam membangun situs masa depan. Dia berharap isu situs rumah bersejarah tersebut tidak usah dipertentangkan lagi. Sebab, nantinya UIII memiliki peran penting dalam perkembangan islam moderat di Indonesia.

"Jangan terpengaruh dengan isu rumah istri kedua orang Belanda yang korup, apa yang mesti dibanggakan?" kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menjelaskan, pembangunan UIII tidak akan mengambil lahan di wilayah rumah bersejarah tersebut. Lahan yang digunakan, yakni sekitar 15-20 persen dari sejumlah lahan.

"(Pembangunan UIII) tidak termasuk wilayah (rumah peninggalan) itu, artinya tidak termasuk yang mau dibangun, lahannya yang dipakai cuma 15 persen, paling tinggi 20 persen," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla memastikan, rumah bersejarah tersebut tidak akan mengganggu jadwal pembangunan UIII. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan melakukan peletakan batu pertama yang menandakan dimulainya pembangunan UIII pada pekan ini.

"Sekali lagi, kita membuat situs untuk masa depan, bukan membanggakan rumah istri kedua orang Belanda yang korup. VOC kan? ngapain mesti dibanggakan," tegas Jusuf Kalla.

Diketahui, bangunan bekas peninggalan Gubernur Jenderal VOC Petrus Albertus van der Parra itu berada di tepi lapangan pemancar RRI. Sementara luas lahan yang bakal digunakan mencapai 143 hektare. UIII akan mengusung konsep kampus peduli lingkungan, yakni akan dibangun kawasan area hijau yang ditanami pepohonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement