Senin 15 Jan 2018 20:13 WIB

Penggunaaan Android dalam SBMPTN Jangan Hilangkan Evaluasi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, 16 Mei 2017. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan 148.066 peserta lulus SBMPTN 2017 akan diumumkan pada Selasa (13/6) mulai pukul 14.00 WIB.
Foto: antara/hafidz mubarak a
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, 16 Mei 2017. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan 148.066 peserta lulus SBMPTN 2017 akan diumumkan pada Selasa (13/6) mulai pukul 14.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyambut baik rencana penggunaan android sebagai salah satu media dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018. Meski begitu, dia meminta agar pemanfaatan teknologi tersebut tidak menghilangkan tolak ukur evaluasi calon mahasiswa.

"Saya kira, kalau ini sebagai suatu pemanfaatan teknologi digital, dan sebagai upaya mengikuti zaman, sangat baik sekali. Tapi jangan sampai ada yang dirugikan dan esensi evaluasinya hilang," kata Fikri kepada Republika, Senin (15/1).

 

Fikri juga berpesan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) maupun panitia pusat SBMPTN 2018 betul-betul merancang teknis penggunaan android dalam ujian dengan detail. Mulai dari aspek logistik, aturan penggunaan, jenis android, dan lain sebagainya.

 

"Lalu misalnya apakah androidnya itu disediakan panitia atau tidak? Jika tidak dan menggunakan android peserta, ya itu bagaimana nanti teknisnya. Saya berpesan, agar didesain betul," tegas Fikri.

 

Selain itu, Fikri juga menekankan pentingnya sosialisasi oleh pemerintah kepada seluruh calon peserta SBMPTN 2018. Jangan sampai sosialisasi tentang aturan yang baru tersebut tidak maksimal, dan nantinya akan menimbulkan pertanyaan dan kericuhan.

 

Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyebutkan, ponsel pintar atau android bisa digunakan dalam pelaksanaan Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2018.

 

"Penggunaan ponsel pintar dalam SBMPTN bisa digunakan tahun ini," ujar ketua pusat SNMPTN dan SBMPTN 2018 Ravik Karsidi kepada Republika, Senin (15/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement