Selasa 16 Jan 2018 00:12 WIB

Jokowi: Keberagaman Indonesia Takdir Tuhan yang Harus Dijaga

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa senang karena dapat bertemu dan bersilaturahmi kembali dengan para kiai, ulama, dan habaib dari seluruh penjuru Tanah Air. Pertemuan tersebut diselenggarakan bersamaan dengan acara pembukaan Muktamar XII Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaron an Nahdliyyah (JATMAN) di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, (15/1).

Menurutnya, menjadi sebuah berkah bagi dia dari Allah karena dapat dipertemukan kembali dengan para pewaris nabi yang tekun mempelajari dan mengamalkan ajaran, etika, moral, dan akhlak yang bersumber dari Rasulullah. ketika seseorang mendalami, mempelajari dan mengamalkan agama Islam, yakni apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Maka orang itu akan selalu menjaga betul yang namanya Ukhuwah, baik Ukhuwah Islamiyyah, Ukhuwah Wathaniyyah dan Ukhuwah Basyariyyah.

Dalam pertemuan ini, Jokowi kembali mengingatkan soal keberagaman yang ada di Indonesia. "Sudah menjadi kodrat-Nya bagi bangsa Indonesia untuk hidup dalam keberagaman dan saling menghargai sesama," ujar Jokowi melalui siaran pers Istana Negara.

Dia pun kembali menceritakan mengenai Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang terkejut mengenai keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. Saat bertemu Presiden Joko Widodo, Ashraf Ghani sempat memberikan pesannya kepada Jokowi untuk betul-betul menjaga persaudaraan dan kemajemukan ini. Sebab, Ashraf tak ingin agar pertikaian yang hingga saat ini masih terjadi di Afghanistan juga terjadi di Indonesia.

"Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sampai titip pesan kepada saya, hati-hati negaramu itu negara besar, kalau ada sengketa segera selesaikan. Apalagi antarsuku, sangat berbahaya. Apalagi antaragama, lebih berbahaya. Segera selesaikan," kata Jokowi.

Untuk itu, dalam pertemuan hangat tersebut Jokowi mengajak para elemen bangsa untuk terus menjaga persaudaraan dan persatuan. Kuncinya, jadikan Pancasila sebagai ideologi negara, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-Undang Dasar 1945 itu betul-betul harus kita jadikan pedoman dalam bernegara.

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengajak masyarakat untuk selalu mengasah kepekaan sosial dengan terus membantu saudara-saudara kita yang dilanda kesusahan dan kemiskinan. Sebab, mereka harus kita bantu agar dapat hidup lebih baik dan lebih sejahtera.

"Mereka lah yang harus kita bantu agar mereka dapat hidup lebih baik dan mereka dapat hidup lebih sejahtera. Agar mereka mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan layanan pendidikan, akses layanan kesehatan, dan memperbaiki kesejahteraan mereka," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement