Senin 15 Jan 2018 02:12 WIB

Presiden Minta Pemda Asmat Tangani Campak dan Gizi Buruk

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kehidupan masyarakat Papua di Kampung Asmat, Distrik Mimika Timur, Timika, Papua.
Foto: Antara/Spedy Paereng
Kehidupan masyarakat Papua di Kampung Asmat, Distrik Mimika Timur, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah Kabupaten Asmat dan Pemerintah Provinsi untuk bisa menangani persoalan terkait puluhan anak suku Asmat di Distrik Agats, Papua. Puluhan anak tersebut meninggal akibat gizi buruk dan campak.

Jokowi mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah mengirimkan bantuan, tapi hal ini membutuhkan waktu yang cukup agar sampai ke lokasi suku Asmat. Hal itu karena waktu tempuh yang cukup lama untuk sampai ke lokasi suku Asmat.

"Ya memang kalau kita lihat, kita lihat. Saya berikan contoh medan, di sana memang sangat berat sekali, seperti di Nduga saja. Jalan baru ke Wamena saja 4 hari, ini sama di Asmat juga sama. Perjalanan ada rawa, di situ harus naik boat 2 sampai 3 jam untuk biaya ada Rp 3 sampai Rp 4 juta. Ini sebuah kendala yang memang sangat menghambat," kata Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Ahad (14/1).

Untuk itu, Jokowi meminta pemerintah daerah (Pemda) terus memantau terkait perkembangan kasus tersebut karena di daerah Asmat, Nduga, memang kerap terjadi kerjadian penyakit serup. Pemda terdekat juga harus bisa melihat kondisi masyarakat, mengelilingi terus daerah-daerah yang diperkirakan terjangkit penyakit, atau gizi buruk.

Jokowi menegaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun sudah mengirim tim. Pihak Kemenkes juga mengirimkan bantuan makanan tambahan untuk penderita gizi buruk. "Tapi kita sudah kirim tim berapa hari lalu atau minggu lalu. Sudah mulai September masuk ke sana. Memang sudah kirim juga makanan tambahan tapi memang medan sangat bukan sangat sulit," ucap Jokowi.

Dia menyebut pihak Kemenkes dalam waktu dekat kembali akan mengirimkan tim ke lokasi suku Asmat. "Saya kira mereka (Pemda) tahu. Ini tim dari Menkes sudah mau kirim tim lagi dan Pemda di sana juga sudah ada rumah sakit. Saya kira penanganan yang terbaik adalah di daerah dari pusat juga mempunyai tanggung jawab besar untuk memantau, melihat. Tapi sudah, menteri sudah saya selalu saya perintahkan kalau ada hal-hal seperti itu," tuturnya.

Laporan sejumlah media juga menyebut jumlah korban tewas akibat campak dan gizi buruk masih mungkin bertambah. Sebab, beberapa penderita campak masih dirawat di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

Penderita campak yang dirawat di RS Agats tercatat berjumlah 22 pasien. Sebanyak 16 pasien tengah menjalani rawat jalan, sementara 6 orang lainnya masih dirawat. Hal itu menurutnya berdasarkan data Kemenkes per 13 Januari 2018. Bahkan dalam empat bulan terakhir, ada 24 anak yang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement