Ahad 14 Jan 2018 12:47 WIB

Gagal Panen Sebabkan Harga Beras di Pasar Soreang Naik

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hazliansyah
Harga Beras Naik. Pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Naik. Pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pedagang beras di pasar tradisional Soreang, Kabupaten Bandung mengeluhkan harga beras yang mengalami kenaikan sejak tiga pekan terakhir. Penyebabnya diketahui di sejumlah daerah pertanian mengalami gagal panen akibat hujan yang terjadi terus menerus.

"Kenaikan rata-rata Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilogram. Beras ketan naik dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 24.000. Itu sejak sebelum tahun baru. Beras yang dijual merk Setra," ujar Hendi, salah seorang pedagang beras di Pasar Soreang, Ahad (14/1).

Ia menuturkan, beras yang dijual olehnya berasal dari Cianjur, Sumedang, Cirebon, Cilacap dan Soreang untuk beras lokal. Di daerah-daerah tersebut tengah terjadi gagal panen.

Ia mengatakan harga beras yang naik signifikan ini pun banyak dikeluhkan pembeli. Akibat kenaikan harga beras ini pula, banyak stok beras lama yang dilepas ke pasar.

Hendi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, kenaikan harga beras akan terjadi hingga bulan Februari. Kemudian pada bulan Maret, harga beras diperkirakan menurun karena adanya panen raya.

Sementara itu, salah seorang pembeli di Pasar Soreang, Heni mengungkapkan, dirinya terpaksa membeli beras dengan harga yang tinggi. Sebab barang tersebut merupakan bahan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

"Harapannya agar harga beras bisa kembali normal seperti biasa," ujar Heni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement