REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Polisi akhirnya turun tangan melakukan penyelidikan terhadap limbah medis yang memenuhi saluran sungai, di lingkungan Lodoyong, Kelurahan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Selain mengambil sejumlah sampel limbah medis dari badan sungai, polisi juga akan menelusuri keberadaan klinik kesehatan atau rumah sakit yang memiliki akses pembuangan langsung ke sungai tersebut.
Kanit Binmas Polsek Ambarawa Ipda Pri Handayani mengakui, guna mendukung penyelidikan ini polisi telah mengambil sampel sampah medis, seperti ampul bekas obat, suntikan bekas, kain kasa, bekas kemasan obat serta air sungai yang ditengarai mengandung zat kimia obat.
"Kami akan melakukan penyelidikan, karena sungai yang berada di tengah- tengah lingkungan pemukiman ini marak dengan sampah medis," ungkapnya, saat dikonfirmasi di Ambarawa, Jumat (12/1).
Ia juga mengatakan, polisi telah mendapatkan laporan dari masyarakat perihal maraknya sampah medis di sungailingkungan Lodoyong ini. Polisi menindaklanjuti karena limbah medis ini tidak seharusnya dibuang ke sungai.
Terkait dengan penelusuran sumber limbah medis ini, anggota Polres Semarang juga telah mengonfirmasi pihak RSUD Ambarawa, yang berada sekitar 1 kilometer dari lokasi limbah medis ditemukan.
Namun pihak RSUD Ambarawa memastikan, tidak memiliki akses pembuangan menuju badan sungai yang membelah lingkungan Lodoyong tersebut. "Rumah sakit milik Pemkab Semarang ini sudah memiliki SOP untuk penanganan sampah medis, termasuk IPAL," tegasnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan KabupatenSemarang membentuk tim monitoring lapangan, terkait dengan pembuangan limbah medis ke badan sungai, di lingkungan Lodoyong, Ambarawa ini.
Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Dady Darmadi mengatakan, saat ini penelusuran dari mana sumber limbah medis ini juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
Menurutnya, sampah medis yang jamak ditemukan di saluran sungai di lingkungan Lodoyong ini dikategorikan dalambahan beracun dan berbahaya. Untuk itu juga dibentuk tim khusus untuk memonitor kemungkinan adanya infeksi dari sampah medis tersebut pada masyarakat sekitar.
"Tim ini melibatkan tenaga medis PuskesmasAmbarawa. Paling tidak, kami harus melaksanakan screening siapa saja yangsudah terpapar atau terdampak ampah medis ini. karena informasi yang diterima beberapa sampah medis tersebut juga dimanfaatkan anak- anak untuk mainan," tegasnya.