Kamis 11 Jan 2018 17:52 WIB

Harga Beras di Lampung Capai Rp 13.500

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
Beras (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga beras berbagai kualitas terus bergerak naik di sejumlah pasar tradisional Kota Bandar Lampung. Pada Kamis (11/1), harga beras premium dijual pedagang mencapai Rp 13.500 per kilogram (kg), di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) ketentuan pemerintah Rp 12 ribu per kg.

Kenaikan harga beras terjadi pada berbagai kualitas yakni asalan, medium, hingga premium. Pedagang tak mampu bertahan di harga lama, karena agen beras di sentra produksi beras di Provinsi Lampung terus menaikkan harga setiap pekannya. Harga beras tertinggi mencapai Rp 13.500 per kg, sedangkan harga beras terendah Rp 8.500 per kg.

Asnan, pemilik toko beras di Kemiling, mengakui terus terjadi kenaikan harga berbagai kualitas beras dalam kemasan. Kenaikan harga beras di tingkat eceran bergantung dengan harga yang dipatok agen beras yang berada di sentra produksi gabah di Lampung. "Kalau agen beras naik, kami pengecer juga ikutan naik," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (11/1).

Ia tidak bisa menjelaskan kenaikan harga beras premium kemasan juga ikutan naik melebihi HET yang ditetapkan pemerintah di wilayah Lampung sebesar Rp 12 ribu. Harga beras kemasan 10 kg merek Srikandi dijual Rp 12.400, sedangkan merek Merpati Rp 13.500. "Kami terpaksa menaikan harga beras premium. Karena modalnya juga naik," katanya.

Penjual beras di Pasar Induk Tamin juga menaikkan harga beras tingkat eceran. Kenaikan terus bergerak naik dalam kisaran Rp 500 hingga Rp 1.000 per kg, namun berlangsung dalam pekanan. Menurutnya, harga beras masih akan bertahan tinggi hingga pertengahan Januari 2018.

Ia mengatakan kenaikan harga beras dipicu stok gabah petani dan penggilingan mulai menipis, sedangkan panen padi belum dimulai. Kenaikan harga gabah memengaruhi harga di tingkat penggilingan. "Harga gabah petani naik karena bersaing dengan pembeli luar Lampung, sedangkan stoknya juga sudah menipis," ujarnya.

Menurut catatan, panen gabah di Lampung tahun lalu justru mengalami suprlus 1,6 juta ton, sedangkan harga Gabah Kering Panen (GKP) mencapai Rp 6.000 per kg. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lampung Kusnardi mengatakan, kenaikan harga beras di Lampung karena musim panen petani belum banyak. Stok gabah yang sedikit diperebutkan dengan pembeli dari luar Lampung harga pun menjadi tinggi.

Kusnardi menyatakan, stok beras banyak namun kenaikan harga beras dipicu dengna naiknya harga gabah di tingkat petani dan di penggilingan. Solusi yang ditawarkan memperketat operasi pasar beras di berbagai tempat, agar tidak salah sasaran ke pihak lain selain masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement