Rabu 10 Jan 2018 21:18 WIB

Enam Potensi Kecurangan di Pilkada Serentak 2018

Pilkada (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, mengatakan bahwa polisi mengidentifikasi sejumlah kecurangan yang kemungkinan terjadi dalam Pilkada Serentak 2018. "Ada enam hal kecurangan yang diwaspadai oleh Polri dalam rangkaian pilkada ini," kata Kombes Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.

Ia merinci sejumlah kemungkinan kecurangan tersebut. Pertama yakni intimidasi, contohnya dengan membuat pemilih takut untuk memilih, tidak mau datang ke TPS.

Kedua, distruption, dengan menimbulkan gangguan-gangguan sehingga menciptakan situasi tidak kondusif saat pemungutan suara. Ketiga, missinformation, dengan menyebarkan informasi yang tidak benar kepada masyarakat.

Keempat, registration fraud, dengan memanipulasi data sehingga pemilih tidak memiliki hak untuk memilih. Kelima, vote buying, contohnya 'serangan' fajar. Dan terakhir, ujaran kebencian.

Sebanyak 171 daerah akan berpartisipasi dalam Pilkada 2018. Jumlah daerah yang akan ikut pilkada mendatang akan lebih banyak dibandingkan Pilkada 2017, yang hanya diikuti 101 daerah. Ke-171 daerah tersebut terdiri dari 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement