Rabu 10 Jan 2018 15:09 WIB

Lampung Targetkan Turunkan Kemiskinan Hingga 12 Persen

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG --  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung optimistis dapat menurunkan angka kemiskinan kembali sebesar 12 persen pada tahun ini. Angka 12 persen tersebut masih jauh dari harapan secara nasional di bawah 10 persen.

"Target tersebut akan tercapai karena seiring kondisi perekonomian di Lampung cukup membaik," kata Kepala Bappeda Lampung Taufik Hidayat, Rabu (10/1).

Alasan tersebut, ia mengatakan, karena pertumbuhan ekonomi masyarakat terus meningkat sejak tahun 2016, sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat juga membaik. Hal tersebut terbukti dengan penurunan angka kemiskinan dua tahun berturut-turut dari 13,86 persen tahun 2016 menjadi 13,04 persen tahun 2017.

"Target kami angka kemiskinan turun 12 persen," kata dia.

Menurut dia, Pemprov Lampung terus menggenjot program-program yang menyentuh langsung pendapatan masyarakat. Di antaranya, terkait dengan sektor pertanian, perdagangan, juga masalah pendidikan dan kesehatan. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah, pemprov Lampung telah membentuk tim khusus untuk menekan kemiskinan, yaitu tim pengentasan penanggulangan kemiskinan Lampung.

Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyatakan, jumlah penduduk miskin pada September 2017 masih tersisa sebanyak 1.083.740 orang. Angka ini menurun 13,04 persen dibandingkan Maret 2017 sebesar 1.131.730 orang. Penurunan tersebut karena berbagai faktor.

Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, penurunan angka kemiskinan pada September 2017 dipengaruhi faktor stabilnya inflasi di Provinsi Lampung pada periode Maret hingga September 2017, pertumbuhan ekonomi Lampung, juga tersalurnya program beras sejahtera (Rastra) pada bulan tersebut.

Pada Maret 2017, ia mengemukakan penyaluran rastra kepada masyarakat miskin masih terbatas, sedangkan pada September 2017 penyalurannya sudah 100 persen. Kondisi tersebut membuat peningkatan kesejahteraan penduduk semakin baik karena faktor garis kemiskinan juga diukur dengan ketersediaan pangan, seperti beras.

Ia menyebutkan, persentase penduduk miksin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 10,03 persen atau turun menjadi 9,13 persen pada September 2017. Sedangkan, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 15,08 persen satau turun menjadi 14,56 persen pada September 2017.

Selama periode Maret-September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 16.350 orang, atau dari 228.320 orang pada Maret 2017 menjadi 211.970 orang pada September 2017. Sedangkan, di perdesaan turun sebanyak 31.640 orang atau dari 903.410 orang pada Maret 2017 menjadi 871.770 orang pada September 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement