Rabu 10 Jan 2018 09:05 WIB

Panglima Kukuhkan KRI I Gusti Ngurah Rai

Ilustrasi.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BENOA, BALI -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengukuhkan nama KRI I Gusti Ngurah Rai untuk melengkapi sejumlah kapal perang sebelumnya dalam upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kapal ini merupakan bagian integral untuk membangun ketahanan negara serta sebagai kebangkitan dan kejayaan TNI AL," kata Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengukuhkan kapal itu di Pelabuhan Benoa, Bali, Rabu (10/1).

Hadir dalam acara itu, antara lain, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Gubernur Bali I Made Mangku Pastika.

Panglima menegaskan bahwa Indonesia terletak di silang dunia serta memiliki posisi geopolitik dan geostragis antara Asia dan Australia yang rawan dimasuki pihak asing. Oleh sebab itu, kata Panglima, keberadaan sebuah alutsista yang modern sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan NKRI.

"Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara," katanya.

Panglima mengatakan bahwa keberadaan KRI I Gusti Ngurah Rai akan memberikan warna baru untuk TNI AL agar mampu mewujudkan suatu kekuatan yang berkelas dunia.

Dalam pesannya, Panglima meminta TNI AL terus meningkatkan profesionalitas dan menjaga alutsista untuk memenangi peperangan. TNI AL mengawali 2018 mekakukan upacara pengukuhan fregat PKR SIGMA 10514 KRI I Gusti Ngurah Rai-332.

Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki makna besar bagi pembangunan kekuatan maritim Indonesia, khususnya bagi TNI AL. Pertama, kapal itu merupakan kapal kombatan jenis fregat generasi pertama yang dibuat di Indonesia bersama KRI Raden Eddy Martadinta-331.

Kedua, kehadiran kapal perang tersebut merupakan bagian dari keberhasilan alih teknologi alutsista karena 80 persen dikerjakan di dalam negeri. Ketiga, kapal kedua dari proyek Sigma 10514 PKR ini memiliki teknologi peperangan laut paling modern yang dimiliki TNI AL.

Penamaan kapal kombatan TNI AL demgan nama pahlawan I Gusti Ngurah Rai merupakan ketiga kali. Sebelumnya, pada masa Orde Lama, nama I Gusti Ngurah Rai disematkan pada sebuah fregat TNI AL Kelas Riga buatan Uni Soviet dan pada era Orde Baru nama itu kembali diberikan untuk satu kapal perang jenis destroyer escort Kelas Claude Jones buatan Amerika Serikat.

Akhirnya, pada era Reformasi saat ini, nama pejuang Margarana ini dianugrahkan pada fregat kedua Kelas R.E. Martadinata buatan anak bangsa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement