Rabu 10 Jan 2018 07:45 WIB

Pemprov DKI Komunikasi dengan Pemilik Lahan Loksem Blok G

Rep: Sri Handayani/ Red: Esthi Maharani
Pedagang berdiam diri disamping kios-kios yang tutup di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang berdiam diri disamping kios-kios yang tutup di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah mulai menjalin komunikasi dengan pemilik tanah yang akan menyewakan lokasi sementara (loksem) untuk pedagang kaki lima (PKL). Sayangnya, belum diketahui siapa pemilik lahan yang dimaksud dan apa hasil pembicaraan tersebut.

Lahan yang dibahas dalam pembicaraan tersebut nantinya akan digunakan untuk menampung para pedagang yang direlokasi dari Blok G Tanah Abang.

"Sekarang kita lagi dalam pembicaraan pemilik lahan yang kita bisa sewa relokasi sementara. Kalau itu sudah final kita bisa langsung rencanakan tempat penampungan sementara," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Balai Kota, Selasa (9/1).

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana merobohkan dan membangun kembali Blok G Pasar Tanah Abang. Namun, hingga saat ini rencana tersebut belum dapat dilaksanakan karena lokasi tempat penampungan sementara belum ditemukan.

"Harus ada lahannya dulu (tempat penampungan) baru dirobohkan karena kalau enggak yang sekarang ada di Blok G pasti akan mengeluh tempatnya di mana," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota, Rabu(3/1).

Menurut Sandiaga, saat ini ada tiga lokasi tanah kosong di sekitar Pasar Tanah Abang. Namun, ketiganya tak bisa digunakan sebagai penampungan sementara. Ia menjelaskan, satu tanah kosong merupakan lahan milik PT KAI. Ada lagi lahan kosong di dekat Stasiun Jatibaru. Kawasan ini akan dikelola oleh PT PP untuk menjadi transit oriented development (TOD).

Opsi lain adalah menggunakan lahan milik Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Lulung. Namun, Sandiaga mengaku akan tetap mencari lahan terbaik untuk UMKM. Pemilihan lokasi ini juga akan dilakukan secara terbuka dan berkeadilan.

Sandiaga menambahkan, lahan yang dibutuhkan berkisar antara tiga hingga empat hektare. Lokasi ini nantinya akan digunakan untuk menampung sekitar 900 pedagang dari Blok G Pasar Tanah Abang dan para pedagang kaki lima (PKL) yang belum tertampung di Jalan Jatibaru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement