Senin 08 Jan 2018 21:20 WIB

Risma: Saya Keturunan Pendiri NU

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kiri) didampingi Pendiri Museum NU Choirul Anam (kiri) mengamati benda bersejarah di Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/1). Kunjungannya dengan ditemui Ketua PC NU Surabaya Ahmad Muhibin Zuhri dan Pendiri Museum NU Choirul Anam itu untuk menyambung silaturahmi.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kiri) didampingi Pendiri Museum NU Choirul Anam (kiri) mengamati benda bersejarah di Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/1). Kunjungannya dengan ditemui Ketua PC NU Surabaya Ahmad Muhibin Zuhri dan Pendiri Museum NU Choirul Anam itu untuk menyambung silaturahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Gayungsari, Surabaya, Senin (8/1). Di sana, Risma mengenang sejarah nasabnya dan menjelaskan, dirinya masih keturunan pendiri NU, karena buyutnya yang bernama Mbah Jayadi merupakan salah satu pendiri NU.

“Mbah Jayadi itu pendiri NU. Beliau dari nasab Bapak saya,” kata Risma di sela-sela mengunjungi Museum NU.

Risma juga mengaku memiliki beberapa peninggalan sesepuhnya yang masih dijaga hingga saat ini. Beberapa peninggalan itu sudah diserahkan ke Museum NU. Salah satunya sebuah batu berbentuk telur, dimana benda itu dinamakan Ndok Bledhek.

"Saya dapat cerita soal Ndok Bledhek dari ayah saya. Terkenal sekali Ndok Bledhek di keluarga kita. Kalau ada bahaya, telur itu bergerak-gerak, mau ada bencana, bergetar, pertanda kayak alarm," ujar Risma.

Pada kesempatan tersebut, Risma juga berkoordinasi dengan Ketua PCNU Surabaya Muhibin Zuhri untuk upaya menysejahterakan warga nahdliyin. Sebab, ia merasa bertanggung jawab untuk menyejahterakan semua warganya, termasuk warga Nahdliyin yang dinilai mayoritas di Kota Surabaya.

“Saya minta tolong Mas Muhibin untuk menyejahterakan warga Nahdliyin. Salah satunya nanti akan dibentuk koperasi-koperasi dan dilakukan pelatihan-pelatihan, karena saya bagian hablumminannasnya dan kiai bagian hablumminallahnya,” ujar Risma.

Ketua PCNU Surabaya Muhibin Zuhri menjelaskan, kunjungan Risma ke Museum NU untuk melihat langsung beberapa koleksi yang dititipkan keluarganya dan flashback sejarah sesepuhnya. Sebab, Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu diakui salah satu keturunan dan keluarga besar pendiri NU di era awal.

“Ada lima artefaknya sudah disimpan di sini (Museum NU). Lima benda itu adalah Keris, Ndok Bledhek, klak bahu, dan dua buah gaman keris tombak,” kata Muhibin.

Muhibin juga menyampaikan harapan Risma agar Museum NU itu bisa menjadi salah satu destinasi edukasi sejarah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Makanya, dia mengaku akan terus bekerjasama dengan Pemkot Surabaya untuk mengembangkan museum yang telah diresmikan Gus Dur pada 2004 itu.

Selain mengembangkan Museum NU, ia bersama Risma sudah sepakat untuk bekerjasama mengembangkan dan memberdayakan warga nahdliyin. Terutama dalam mengangkat harkat dan martabat dalam bidang ekonomi.

“Salah satu pemberdayaannya, nanti akan dibentuk koperasi dari warga nahdliyin dan untuk warga nahdliyin. Mungkin nanti ada ritel atau apa lah nanti yang produknya bisa diisi oleh warga sendiri. Nanti akan kami diskusikan lebih lanjut,” ujar Muhibin.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement