Senin 08 Jan 2018 19:41 WIB

PLBN Embrio Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Perbatasan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di pulau Kalimantan.
Foto: kaskus.us
Salah satu kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di pulau Kalimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pos Lintas Batas Negara (PLBN) berperan sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, peran PLBN inisejalan dengan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membangun Indonesia dari pinggiran.

"Dan menjadikan pos lintas batas sebagai beranda depan Indonesia yang membanggakan sebagai sebuah bangsa besar," katanya melalui siaran resmi, Senin (8/1).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) telah menyelesaikan pembangunan 7 PLBN

yakni PLBN Wini, Motaain, dan Motamasin di NTT berbatasan dengan Timor Leste, PLBN Entikong, Badau dan Aruk di Kalimantan Barat berbatasan dengan Malaysia, serta PLBN Skouw di Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kemenpupera Sri Hartoyo mengatakan, pembangunan PLBN sebagai pusat ekonomi baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan ini dilakukan menggunakan dua pendekatan yaitu keamanan dan kesejahteraan.

Ia melanjutkan, pembangunan 7 PLBN yang rampung pada akhir 2016 merupakan tahap pertama pembangunan kawasan perbatasan. Biaya pembangunannya senilai Rp 944 miliar.

"Kementerian PUPR saat ini melanjutkan pembangunan di 7 PLBN tersebut berupa fasilitas sosial dan umum seperti pasar yang ditargetkan rampung akhir 2018 dengan total anggaran Rp 1,5 triliun," ujar dia.

Dengan PLBN yang baik pihaknya optimis akan semakin banyak komoditas dari Indonesia yang di ekspor ke negara tetangga.

"Barang-barangnya bisa berasal dari seluruh Indonesia. Barang yang berasal dari Indonesia lebih lengkap dan kompetitif dari sisi harga, terutama terhadap Papua Nugini dan Timor Leste," katanya. Namun masih perlu meningkatkan daya saing untuk menandingi Malaysia.

Selain itu, melalui Ditjen Cipta Karya juga membangun infrastruktur di kawasan permukiman sekitar perbatasan berupa sarana air bersih, air limbah, jalan lingkungan, drainase, sanitasi dan ruang publik.

Sri Hartoyo melanjutkan, total investasi yang telah dialokasikan pemerintah untuk pembangunan tahap pertama dan lanjutan di ketiga PLBN di NTT sebesar Rp 875 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement