REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, akan segera memperbaiki Jalan Parung Panjang Kabupaten Bogor. Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, pada 2018 ini, ia menyiapkan anggaran sebesar Rp 40 miliar untuk perbaikan Jalan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
"Saya bilang ada keluhan tentang jalan di Parung Panjang, segera ditender, karena tahun ini ada anggaran Rp 40 miliar, Parung Panjang Bogor itu," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher ini usai melakukan rapat pimpinan (rapim) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (8/1).
Aher mengatakan, permasalahan di Parung Panjang ini sudah menjadi permasalahan yang berlarut-larut. Ia mengakui, sudah mengeluarkan anggaran ratusan miliar untuk memperbaiki jalan tersebut, namun kegiatan angkutan pasir beton yang terjadi disana, menjadikan jalan tersebut cepat rusak kembali.
"Tapi kan ketika perbaiki umurnya hanya delapan bulan ancur lagi, karena tidak terkontrol muatannya terlalu berat," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perbaikan jalan sepanjang 12 kilometer tersebut harus melibatkan seluruh pihak. Baik Pemprov Jabar, Penkab Bogor, Polri, dan juga TNI.Kemudian setelah ada tender, segera ada koordinasi dengan para pihak, koordinasi dengan TNI, Polri, terutama perusahaan tambang.
"Tentu semua bertanggung jawab bareng-bareng, jangan sampai kita udah ratusan miliar disitu kan tiap tahun," katanya.
Dikatakan Aher upaya yang mungkin bisa dilakukan dalam upaya pemeliharaan jalan tersebut kata Aher minimal harus dilakulan tiga hal. Pertama, pemberlakuan jam operasional.
"Ini masalah timing, agar masyarakat tidak terganggu oleh kendaraan, " katanya.
Kedua kata Aher, diberlakukan sistem tonase agar jalan yang akan segera dibangun di jalan tersebut hanya dilalui olrh kendaraan dengan berat yang tidak berlebih.
"Oleh karenanya ini harus ada kesepahaman bareng-bareng dan kemudian disepakati," katanya.
Ketiga, kata Aher, ada pemeliharaan bersama-sama. Baik pemerintah maupun pengusaha tambang pasir beton yang menggunakan jalan tersebut dalam mengangkut pasir beton.
"Kan para pengguna jalan itu mereka berbisnis pasir beton, makanya wajar rasanya ikut merawat, karena nyata-nyatanya yang merusak jalan adalah teronton-teronton, truk-truk penarik pasir beton," katanya.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian para pengusaha terhadap dampak kendaraan operasionalnya yang merusak jalan, salah satunya dengan menyalurkan CSR nya untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tersebut.