Senin 08 Jan 2018 11:32 WIB

Faktor Etnik dan Geografis Pemilih tak Dapat Disepelekan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Karta Raharja Ucu
Pilkada (ilustrasi)
Foto: Antara/Embong Salampessy
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Faktor etnik dan geografis pemilih dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) dinilai tak bisa disepelekan. Partai Golkar pun disarankan untuk mengusung tokoh yang bersih dan yang terkait dengan dua faktor tersebut.

"Saya menyarankan agar Partai Golkar mengusung tokoh yang bersih dan tentunya bisa menang bila ditinjau dari faktor etnik dan geografis sebagai cagub atau cawagub di daerah tersebut," ungkap Direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin dalam keterangan tertulisnya, Ahad (7/1).

Menurut Ujang, Golkar akan unggul apabila mempertimbangkan sosok Aji Dedi Mulawarman sebagai calon wakil gubernur yang bisa dipasangkan dengan siapapun sebagai calon gubernurnya. Alasannya, selain bersih tokoh tersebut bisa menang dari faktor etnisitas dan geografis.

"Saya kira kedua tokoh mampu mewakili tagline Golkar bersih sekaligus mempertahankan eksistensi Golkar sebagai partai pemenang di Kaltim," kata Ujang.

Ujang menakar, Aji yang juga merupakan putra asli Kaltim dari keturunan Kesultanan Kutaikartanegara, bisa menjadi representasi dari etnik Kutai yang memiliki populasi sebesar 7,80 persen. Selain itu, Aji juga menjadi representasi dari etnik Jawa 30,24 persen. Itu karena ibu dari Aji merupakan orang Jawa yang berasal dari Kabupaten Malang.

"Sehingga dari konfigurasi representasi politik etnik Pilgub Kaltim, Aji Dedi menjadi kuda hitam, yang mampu menaikan tingkat elektabilitas bagi siapapun yang berpasangan dengannya," ungkap pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu.

Ujang melanjutkan, nilai tambahnya lagi adalah Aji ini berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki populasi pemilih terbesar kedua di Kaltim, yakni 20,71 persen. Selain itu, Aji juga bakal didukung oleh ulama dan ormas-ormas Islam besar di Kaltim.

"Karena Aji merupakan salah satu putra Habaib yang berasal dari Kaltim," lanjutnya.

Jika Golkar membentuk poros baru Rahmad Masud dan Aji Dedi Mulawarman menjadi pasangan di Pilgub Kaltim, kata dia, maka akan mengakomodir representasi suara dari beberapa etnik. Seperti contohnya keterwakilan Bugis 20,81 persen, Kutai 7,80 persen, dan perebutan beberapa kandidat lain di pemilih Jawa 30,24 persen.

"Maka dari dua pendekatan itu, kedua tokoh tersebut bisa merebut kemenangan di Pilgub Kaltim 2018," tutup Ujang.

Untuk diketahui, dari faktor politik etnik, Isran Noor bisa disegmentasikan sebagai representasi dari suku Kutai 7,80 persen dan Hadi Muliadi berasal dari pemilih yang bersuku Jawa 30,24 persen. Begitu pun Jaang yang berlatar belakang suku Dayak 9,94 persen dan Rizal dari suku Jawa 30,24 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement