Senin 08 Jan 2018 06:34 WIB

BPBD Lebak Pantau Daerah Rawan Bencana Alam

[ilustrasi] Sejumlah warga antre untuk mendapat jatah pembagian air bersih dari petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banten di Kampung Jamblang, Sawah Luhur, Serang, Selasa (12/9).
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
[ilustrasi] Sejumlah warga antre untuk mendapat jatah pembagian air bersih dari petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banten di Kampung Jamblang, Sawah Luhur, Serang, Selasa (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak melakukan pemantauan di sejumlah daerah rawan bencana alam sehubungan dengan curah hujan di daerah itu yang cenderung meningkat.

"Pemantauan itu untuk mengetahui kesiapan masyarakat menghadapi cuaca buruk guna mengantisipasi kebencanaan," kata Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Ahad (7/1) lalu.

Daerah rawan bencana alam di Kabupaten Lebak hampir tersebar di 28 kecamatan karena tofografinya perbukitan, pegunungan, serta aliran sungai dan pesisir pantai. Selain itu, terdapat kawasan hutan adat dan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Potensi bencana alam itu di antaranya tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, kebakaran hutan, angin kencang, dan sambaran petir. Ia menyebut jumlah masyarakat Lebak yang tinggal di daerah rawan kebencanaan mencapai ribuan kepala keluarga (KK).

"Kami mengingatkan masyarakat, aparat kecamatan, dan desa agar waspada terhadap ancaman bencana alam, jika cuaca buruk itu" katanya.

Dia mengatakan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak, Gunungkencana, Leuwidamar, Bayah, Banjarsari, Cirinten, Malingping, Lebak Gedong, Cilograng, Cijaku, Muncang, Cibeber, dan Wanasalam.

Ia mengatakan selama 2017 jumlah korban bencana alam tidak menimbulkan korban, sedangkan diperkirakan kerugian hingga ratusan juta rupiah. BPBD Lebak terus menyampaikan kewaspadaan kepada masyarakat guna mengurangi risiko bencana alam sehingga dapat meminimalisasi korban jiwa. Pihaknya juga melaksanakan pemantauan ke daerah rawan bencana alam agar masyarakat dapat mengatasi kebencanaan tersebut, termasuk penyelamatan diri sendiri.

BPBD setempat siaga selama 24 jam dengan melibatkan relawan tangguh bencana yang dilengkapi peralatan evakuasi dan logistik. Selain itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, pemerintah kecamatan dan desa untuk mengatasi kebencanaan.

"Kami berharap warga tetap waspada guna mencegah korban jiwa. Kami juga minta warga mengungsi ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan terus menerus," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement