Ahad 07 Jan 2018 17:36 WIB

Anies: Pendapatan 3 Juta Warga DKI di Bawah Rp 1 Juta

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Endro Yuwanto
Anies Baswedan
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, jurang ketimpangan di ibu kota saat ini sangat menganga. Anies mengungkapkan, jutaan warga di Jakarta berpendapatan tak lebih dari Rp 1 juta per bulan.

"Dari data statistik yang ada, lebih dari tiga juta orang berpendapatan di bawah Rp 1 juta," kata Anies dalam sambutannya di deklarasi Gerakan Kebangkitan Indonesia di IS Plaza, Utan Kayu, Jakarta Timur, Ahad (7/1).

Ironisnya, lanjut Anies, orang terkaya di Indonesia juga berada di Jakarta. Ketimpangan inilah yang menurutnya tak bisa dibiarkan. Sebab, kata dia, persatuan hanya bisa terwujud jika pondasinya yang bernama keadilan kokoh.

Menurut Anies, kemiskinan di Jakarta berbeda dengan kemiskinan di luar ibu kota. Ia mengaku beberapa kali mendatangi daerah-daerah di Indonesia, bahkan yang terpencil. Di sana, kata dia, orang miskin berada dalam lingkungan yang asri, hidup dengan keluarga besar, dan tetangga dengan rukun.

Namun, menurut mantan menteri pendidikan ini, kemiskinan sebenarnya berada di Jakarta. Ia berkesimpulan seperti itu saat berkeliling Jakarta menjalani kampanye dalam kontestasi pilkada DKI 2017. "Sampai di sini (Jakarta), miskin dalam kesempitan, miskin dalam udara kotor, miskin dalam ketidakpastian pekerjaan, miskin dalam ketimpangan yang luar biasa," ujar dia.

Anies menilai, menghapus ketimpangan adalah tugas bersama. Dalam deklarasi Gerakan Kebangkitan Indonesia disebutkan bahwa salah satu misinya adalah memperkuat kemandirian bidang ekonomi dengan basis ekonomi kerakyatan.

"Di Jakarta masih banyak ketimpangan, di Jakarta masih banyak anak yang tidak mendapatkan kesempatan pendidikan, belum ada kesempatan yang setara untuk berkarya di sektor perekonomian. Jadi kesepakatan-kesepakatan yang ada harus diwujudkan minimal di ibu kota," kata Anies.

Rumah dan Gerakan Kebangkitan Indonesia ini diprakarsai oleh beberapa tokoh. Selain Hariman Siregar dan mantan panglima TNI Djoko Santoso, ada Mayjen TNI (Purn) Prijanto, Hatta Taliwang, Lily Wahid, hingga mantan ketua KPK Taufiequrachman Ruki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement