Ahad 07 Jan 2018 15:59 WIB

Jembatan Pabuaran Bandung Barat Segera Diperbaiki

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Agung Sasongko
Jembatan rusak/ilustrasi
Foto: Mahmud Muhyidin
Jembatan rusak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Camat Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Endang Hadiat mengungkapkan perbaikan jembatan Pabuaran yang menghubungkan dua desa yaitu Desa Rancapanggung dan Bonceret akan dilakukan pada pertengahan 2018. Anggaran pembangunan jembatan sudah masuk dalam APBD 2018 Kabupaten Bandung Barat.

"Kurang lebih 2 tahun, kita berjuang terus dengan dewan dan sudah di bahas di banggar DPRD Kab Bandung Barat. Mudah mudahan bisa diharap 2018," ujarnya kepada Republika, Ahad (7/1).

 

Ia menuturkan, sejak pembahasan APBD 2018 pada 2017 kemarin, perbaikan jembatan sudah dijadikan prioritas pembangunan oleh banggar DPRD. Sehingga pada APBD 2018 sudah dianggarkan. Diperkirakan proses lelang akan berjalan pada triwulan pertama dan triwulan kedua mulai perbaikan.

 

Menurutnya, untuk sementara, jembatan yang putus tersebut masih dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Dimana, jembatan yang rusak parah akibat banjir bandang ini ditambal dengan menambah bambu sehingga bisa dilewati. Bambu sendiri katanya dibuat atas dasar inisiatif warga.

 

Sementara Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kab Bandung Barat, Dicky Maulana mengungkapkan jika kewenangan perbaikan jembatan berada di dinas pekerjaan umum. Sementara BPBD sendiri hanya melakukan upaya pertolongan saat banjir bandang terjadi yang memutus jembatan.

 

Sebelumnya, Sejak terputus dan terancam roboh pada 2016 lalu, jembatan Pabuaran di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat kondisinya semakin memprihatinkan. Sebab, sejak diterjang banjir bandang lalu tidak ada perbaikan yang dilakukan pemerintah untuk membenahi jembatan yang menghubungkan Desa Rancapanggung dengan Desa Nangerang.

 

Sisa-sisa bangunan jembatan yang masih ada setelah dihantam banjir bandang kini berada dalam posisi miring ke kanan. Bagian yang terputus hanya disambung dengan bambu seadanya. Jika dulu jembatan bisa diakses kendaraan roda empat kini hanya bisa dilalui pejalan kaki dan roda dua.

 

Jembatan yang ditambal dengan bambu dilakukan masyarakat sekitar. Jalur tersebut adalah jalan yang sering digunakan siswa-siswa yang hendak sekolah dan warga yang beraktivitas karena aksesnya lebih dekat.

 

Jembatan tersebut memiliki panjang 50 meter dengan lebar 4 meter. Meski mengancam keselamatan namun para pejalan kaki dan pengendara tetap melewati jalur tersebut.

 

Salah seoramg siswa, Rida mengaku sering khawatir dan was was jika melintas di jembatan Pabuaran. Sebab dikhawatirkan sewaktu waktu bisa roboh. Katanya, ia terpaksa melewati jembatan tersebut karena paling dekat menuju lokasi yang dituju.

 

"Saya khawatir kalau lewat jembatan ini, takut roboh. Kesini karena aksesnya lebih dekat," ujarnya, Jumat (5/1). Katanya, ia berharap agar pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut. Sebab merupakan jalur yang paling dekat menuju sekolah atau tempat lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement