Ahad 07 Jan 2018 05:11 WIB

Setnov Diganti, Elektabilitas Golkar Naik 12,5 Persen

Rep: Amri Amrullah, Dian Fath Risalah/ Red: Elba Damhuri
Bakal Calon Kepala Daerah Golkar. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menandatangani SK bakal calon kepala daerah didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kanan) sebelum penyerahan SK bakal calon kepala daerah di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (5/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Bakal Calon Kepala Daerah Golkar. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menandatangani SK bakal calon kepala daerah didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kanan) sebelum penyerahan SK bakal calon kepala daerah di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain menilai 2017 merupakan tahun yang suram bagi para politisi di Indonesia. Hal tersebut ditengarai karena banyaknya politisi yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan ketua umum Partai Golkar Setya Novanto pun ikut terciduk dan saat ini sudah berstatus terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan KTP-el.

"Tahun 2017 tahun yang suram bagi politisi, banyak yang ditangkap, baik yang ada di legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dan yang paling banyak kader kami, sampai ketum (Setya Novanto) ditangkap KPK," kata Bone dalam diskusi "Refleksi Tahun 2017 dalam Menghadapi Tahun Politik 2018", di Jakarta, Sabtu (6/1).

Namun, lanjut Bone, keterpurukan itu tak menjadi hambatan bagi Partai Golkar untuk bangkit kembali setelah digelarnya munaslub dan menjadikan Airlangga Hartarto sebagai ketum Partai Golkar menggantikan posisi Setya Novanto. Elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu pun berangsur naik.

“Belum bekerja, baru ganti nakhoda, sudah naik 12,5 persen. Kemarin ketum baru sudah menyampaikan, Golkar telah mengambil langkah strategis agar proses recovery ini bisa segera dilakukan, new branding, dan new performa," ujarnya.

Bone optimistis Partai Golkar masih bisa tetap bersaing, bahkan menjadi pemenang dalam pilkada serentak 2018 dan pilpres yang digelar pada 2019. Bahkan, dalam pilkada serentak 2018, partai berlambang pohon beringin itu menargetkan 110 kursi legislatif.

"Di tahun 2018, target kita ingin 60 persen menang. Kursi legislatif kita ingin dari 91 jadi 110 kursi. Dan kemudian untuk pilpres, Jokowi untuk dua periode," ujar Bone lagi.

Tiga entakan

Tiga entakan pertama diambil Airlangga Hartarto, ketua umum Partai Golkar yang terpilih bulan lalu. Dia langsung menyerukan semua kepala daerah yang dicalonkan Golkar dalam pilkada serentak 2018 untuk menyebarkan seluas-luasnya Tiga Program Rakyat.

Menurut Airlangga, rakyat yang mencoblos di TPS selama pilkada kini tak sekadar meramaikan pesta demokrasi. Rakyat datang memilih karena menginginkan perubahan hidupnya. Karena itu, Golkar datang merespons dengan Tiga Program Rakyat. Detail program dan cara mencapainya, setiap daerah harus menyesuaikan dengan situasi.

Tiga hal yang disuarakan itu adalah harga sembako terjangkau, perluasan lapangan kerja, dan rumah yang mudah diakses dengan harga terjangkau.

"Bertambah waktu harus juga menjadi bertambahnya rakyat memiliki rumah," ujar Airlangga dalam siaran pers, Sabtu.

Airlangga mengatakan, calon kepala daerah dari Golkar harus mencari solusi, jangan sungkan berdiskusi dengan para ahli, jangan sungkan mendengar suara rakyat. Calon juga harus punya militansi mengambil tindakan yang perlu.

Ia mengatakan, sukses atau tidaknya kepala daerah Golkar akan dinilai terutama dari sukses atau tidaknya Tiga Program Rakyat.

Denny JA yang dimintai tanggapan atas Tiga Program Rakyat itu menilai Airlangga tepat sasaran. Menurut Denny, wong cilik merupakan segmen pemilih terbanyak yang bisa diraih oleh Tiga Program Rakyat.

"Jika program ini sukses disebar dan dilaksanakan, memprediksi Golkar dan PDIP akan bersaing berebut nomor satu pada Pemilu 2019 nanti," kata Denny.

(Pengolah: nina ch).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement