Sabtu 06 Jan 2018 20:10 WIB

Anggota DPRD Jabar Prihatin Kasus Video Porno Pedofilia

Video Porno Dilarang
Foto: antara
Video Porno Dilarang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat mengaku prihatin dengan adanya video porno yang melibatkan antara wanita dewasa dengan dua anak yang masih di bawah umur. Video tersebut sempat menyebar di dunia maya beberapa waktu lalu.

"Kami sangat prihatin dengan kasus video porno yang katanya melibatkan wanita dewasa dengan anak jalanan di Bandung dan sebagai seorang ibu, saya tentunya sangat miris sekali melihat kasus ini," kata Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Sabtu (6/1).

Politisi perempuan dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Barat ini juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan video mesum pedofilia tersebut. Ia meminta dihapus saja. 

"Ini bisa berdampak negatif bagi tumbuh kembang generasi muda kita, jadi saya harap masyarakat bisa bijaksana, jangan disebarkan lebih luas lagi," kata Ineu.

Pihaknya juga meminta kepada kepolisian agar memberikan hukuman kepada pelaku yang merekam atau wanita dewasa dalam video mesum tersebut. Ia berharap ada efek jera karena kejadian ini dalam jangka panjang bisa merusak generasi muda, khususnya si anak yang ada dalam video tersebut. Ia meminta kepolisian bertindak sesuai aturan agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Sebelumnya beredar video mesum yang dilakukan dua orang bocah dengan satu wanita dewasa yang saat ini masih dalam penyelidikan polisi. Adegan tidak bermoral tersebut terindikasi dilakukan di wilayah Jawa Barat, terlebih terdengar percakapan menggunakan bahasa Sunda.

Keprihatian serupa atas enyebarkan video porno yang melibatkan antara wanita dewasa dengan dua anak yang masih di bawah umur juga diutarakan oleh Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan.

"Saya imbau masyarakat tidak menyebarkannya, dan lebih baik dihapus apabila masih memiliki videonya. Karena berdampak buruk bagi kejiwaan anak-anak," ujar Ketua P2TP2A Jabar, Netty Heryawan.

Sejauh ini, P2TP2A Jawa Barat telah berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk mengungkap identitas korban maupun pelaku yang ada di video.

Apabila telah ditemukan identitas bocah tersebut, maka P2TP2A akan melakukan pemulihan kondisi kejiwaan anak dengan menerjunkan psikolog.

"Memulihkan trauma yang dialami anak sebagai korban, karena saya yakin ini perbuatan sangat keji untuk anak-anak yang seharusnya membangun masa depan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement