REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, GBPH Prabukusumo, mengungkapkan kritik sekaligus harapan terkait sistem mendapatkan darah di RS Dr Sardjito. Sebab selama ini ia melihat pasien kerap kelimpungan untuk mendapatkan darah di RS Dr Sardjito.
Ia berharap, jika RS Dr Sardjito kehabisan stok darah, pihak rumah sakit mau menghubungi PMI yang ada di setiap kabupaten/kota DIY. Rumah sakit dapat pula mengarahkan pasien yang membutuhkan darah mengecek ketersediaannya di PMI.
"Kalau mereka tidak ada stok kan bisa ke PMI, tapi ini tidak mau menyampaikan," kata Prabukusumo di Ndalem Agung Palagan, Sabtu (6/1).
Prabukusumo melihat, ketidakmauan RS Dr Sardjito menghubungi PMI DIY selama ini kerap membuat keluarga pasien kebingungan. Mereka yang tidak mendapatkan stok darah harus mencari pendonor.
Terlebih, untuk orang-orang yang bukan berasal atau tidak tinggal di DIY, tentu akan sulit mencari pendonor. Padahal, kabupaten/kota yang ada di DIY sendiri merupakan tujuan wisata, yang tentu banyak didatangi orang luar daerah.
"Kalau tidak punya kenalan coba bingungnya kayak apa, sudah keluarganya kritis, bingung bayar biaya, disuruh cari donor itu rasanya kayak apa," ujar Prabukusumo.
Jika persoalan ketidakmauan RS Dr Sardjito menghubungi PMI DIY tentang harga, Prabukusumo menegaskan kalau harga darah di PMI seluruh Indonesia sama. Karenanya, soal darah justru PMI memiliki kepastian karena tidak boleh dinaikan dan tidak boleh diturunkan.
Untuk itu, ia mengaku dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan ke pimpinan RS Dr Sardjito yang baru. Prabukusumo berharap, pimpinan yang baru mau memperbaiki hubungan RS Dr Sardjito dan PMI, karena tentu akan menguntungkan pasien.
"Ingin minta waktu ke pimpinan Sardjito yang baru, bulan ini rencananya sowan ke Sardjito," ujar Prabukusumo.
Sementara, Sekda DIY, Gatot Saptadi yang menghadiri Muskerda PMI DIY, mengaku prihatin atas rengganggnya komunikasi PMI DIY dan RS Dr Sardjito. Ia berharap komunikasi itu akan membaik tidak lain demi kepentingan pasien.
"Komunikasi yang tidak optimal soal kebutuhan darah itu harus jadi perhatian kita semua," kata Gatot.