REPUBLIKA.CO.ID, Belum ada kesepakatan final PAN, PKS, dan Gerindra.
BANDUNG — Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan formasi baru di Pilgub Jawa Barat mungkin saja bisa terbentuk. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menjelaskan, kemungkinan ini lantaran belum terbangunnya kesepakatan dengan Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), juga melihat situasi kondisi politik di pusat yang masih belum pasti.
"Bagaimana koalisi, kemungkinan dengan siapa kemudian partai-partai gimana, jumlah kursi karena saya berharap betul Kang Deddy Mizwar (Demiz) bisa running, ternyata politik ini dinamis," ujar Zulkifli kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan Demiz di Hotel Trans, Kota Bandung, Kamis (4/1).
Baca Juga:Demiz: Pertemuan dengan Zulkifli Hasilkan Tiga Poin
Selain itu, kata dia, melihat perkembangan politik kandidat calon gubernur lainnya, yakni Ridwan Kamil yang diundang ke kantor DPP PDIP, menjadi celah tersendiri bagi PAN untuk membuka kemungkinan dengan PPP dan PKB.
"Kita baca juga kemarin Ridwan Kamil ke Jakarta ke tempat PDIP, jadi bagaimana PKB dan PPP, jadi kita nunggu dua hari ini (keputusannya)," katanya.
Zulkifli mengaku, dalam pertemuan dengan Demiz pun dibahas hasil pertemuan yang telah dilakukannya dengan Prabowo dan Sohibul Iman. Namun, Zulkifli menolak mengatakan apa saja yang dibicarakan terkait hal tersebut.
Kendati demikian, Zulkifli tidak menampik dirinya sudah telanjur 'jatuh cinta' dengan sosok Demiz. Namun, partainya tak bisa berjalan sendiri, jadi harus menggandeng partai lain.
PAN, kata dia, hingga saat ini belum menentukan sikap dukungan terkait calon gubernur (cagub) Jabar. Pihaknya akan membahas dukungan calon gubernur (cagub) Jabar dengan 13 ormas Islam di Jabar dan Eep Safulloh Fatah. Rencananya, hasil keputusannnya akan diumumkan pada 7 Januari 2018.
Belum sepakatnya PAN dengan PKS dan Gerindra dalam Pilgub Jabar mendapat afirmasi dari Demiz. "Sudah dapat ketetapan hari ini PAN belum sepakat dengan PKS dan Gerindra untuk di Jabar, itu pasti," ujar Deddy.
Demiz mengatakan, hasil selanjutnya adalah membahas terkait kemungkinan koalisi yang masih bisa dibentuk mengingat situasi politik masih terus dinamis pada pekan terakhir sebelum masa pendaftaran dimulai.
Dalam pertemua itu, kata dia, disampaikan kondisinya sebagai kader Demokrat dengan partai-partai yang sudah berkomunikasi, termasuk dengan PAN. Serta, kemungkinan-kemungkinan formasi koalisinya, seperti apa selain dengan Golkar juga siapa dengan siapa.
Secara terpisah, Presiden PKS Sohibul Iman mengakui keputusan bergabung dengan Gerindra untuk mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat melalui pertimbangan matang. Sudrajat diyakini memiliki potensi luar biasa, kendati elektabilitasnya masih rendah di Jawa Barat (Jabar).
"Fokus kami terkait potensi sang calon, Sudrajat punya potensi yang sangat luar biasa, walaupun elektabilitas kecil," kata dia di Jakarta, Kamis (4/1).
Faktor pindahnya dukungan PKS dari Demiz ke Sudrajat diakuinya tidak tunggal. Salah satunya terkait pakta integritas Demiz dengan Partai Demokrat, tetapi itu tidak menjadi alasan dominan PKS mencabut dukungan. PKS diakuinya fokus pada potensi sang calon.
Sudrajat dinilai memenuhi setidaknya lima tradisi kepemimpinan Sunda, nyunda, nyantri, nyakola, nyantika, nyatria. Sudrajat sangat diterima dengan memiliki jiwa Sunda. Nyakola (pendidikan), kata dia, Sudrajat sudah menimba ilmu sampai ke Amerika dan karier yang sudah Mayjen di TNI. Sudrajat juga sudah pernah menjadi dubes RI untuk Tiongkok.
“Demiz memenuhi, tapi tidak melebihi pak Sudrajat. Itu kami kalkulasi bobot itu hasilnya Pak Sudrajat punya kelebihan, akhirnya kami pilih Sudrajat," kata dia.
Sementara itu, Sudrajat mengakui bakal-bakal calon di Pilgub Jabar memiliki popularitas cukup kuat, seperti duo DM (Dedi Mulyadi-Deddy Mizwar) dan Ridwan Kamil (Emil). Sudrajat menyebut siap berkompetisi dengan baik dalam pertarungan pilkada.
"Siapa pun yang akan menjadi calon adalah calon yang akan dilpilih oleh rakyat. Kita semua bersaudara, kita semua berusaha mencari yang terbaik bagi Jabar," kata dia di sela acara konsolidasi PKS di Jakarta, Kamis (4/1).
Siapa pun kontestannya, Sudrajat membuka diri dan akan betul-betul menyampaikan yang terbaik di Jabar. Selanjutnya, kata dia, adalah rakyat Jawa Barat yang memilih siapa pemimpin bagi mereka.
"Tetapi pesan saya adalah kepada masyarakat Jawa Barat untuk menilai calo-calon yang akan dipilih. Itu saja yang saya sampaikan," katanya.
Sudrajat mengakui berencana melakukan pendaftaran pada hari terakhir, yakni tanggal Januari. Setelah itu, ia dan pasangan calon Ahmad Syaikhu akan menjelaskan visi misi serta rencana kerja. Dalam beberapa bulan yang akan datang, paslon akan berkeliling menemui masyarakat. (Pengolah: nashih nashrullah).