Rabu 03 Jan 2018 19:34 WIB

Jika Usung Emil di Pilgub Jabar, PDIP Dinilai akan Kerepotan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1).
Foto: Republika/Prayogi
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PDIP berpeluang besar mengusung Ridwan Kamil (Emil) di Pilgub Jabar 2018. Ini terbukti dengan hadirnya wali kota Bandung itu di kantor DPP PDIP, di Jakarta, Rabu (3/1) ini. Namun, di balik besarnya peluang tersebut, para pakar politik menilai PDIP bakal kerepotan menghadapi rival-rivalnya di Pilgub Jabar.

Menurut Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan, peluang PDIP mengusung Emil memang besar. Apalagi, dari dulu PDIP sebenarnya ingin mengusung wali kota Bandung tersebut. Meskipun, dalam perjalanannya terganjal persoalan komunikasi.

Firman menilai, meski peluangnya besar, pengusungan Emil oleh PDIP bukan tanpa risiko. Karena, risikonya cukup besar, baik bagi PDIP maupun untuk Emil sendiri. Keduanya, akan sama-sama kerepotan melawan rival-rivalnya yang akan berdampak pada tipisnya peluang meraih kemenangan.

Firman mengatakan, track record PDIP, khususnya di Jabar selama ini kurang baik. Terbukti, PDIP sering kalah dalam ajang pesta demokrasi di Jabar.

Selain kalah di Pilgub Jabar 2008 dan Pilgub Jabar 2013 lalu, PDIP pun harus kandas dan bertekuk lutut di Pilpres 2014 lalu. Fenomena tersebut membuktikan bahwa dukungan publik Jabar kepada PDIP bermasalah.

Hal ini terjadi, kata dia, karena tipologi masyarakat Jabar memang benar-benar religius. "Apalagi, romantisme Pilgub DKI Jakarta akan diulang Gerindra dan PKS yang telah sepakat mengusung Sudrajat dan Ahmad Syaikhu," kata Firman.

Hal lain yang akan membuat repot PDIP dan Ridwan Kamil, kata Firman, adalah ketiadaan sosok ideal yang dapat disodorkan PDIP sebagai calon pendamping Emil. Ia menilai, sejumlah figur yang telah dijaring PDIP sebagai kandidat cagub/cawagub Jabar belum memenuhi kriteria ideal untuk meng-counter citra negarif PDIP di Jabar tersebut.

Untuk menjaga marwah partai, PDIP tentu akan menyodorkan figur cawagub jika jadi mengusung Emil. "Sayangnya, figur ideal itu tidak dimiliki PDIP. Tidak ada calon PDIP dengan backgroud religius," katanya.

PDIP, kata dia, harus benar-benar mampu memilih figur calon pendamping Emil yang tepat, minimal tidak memicu sentimen negatif dan relatif tidak bermasalah. Dengan kriteria tersebut, kader PDIP Puti Soekarnoputri paling layak disodorkan sebagai calon pendamping Ridwan Kamil.

"Namun lagi-lagi, kemunculan Puti juga bisa bermasalah karena adanya diferensi dalam menyikapi sosok pemimpin perempuan. Apalagi kalangan Islam konservatif menilai sensitif soal kepemimpinan perempuan," katanya.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, risiko yang harus ditanggung PDIP dan Ridwan Kamil jika PDIP benar-benar menjadi kendaraan politik Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018 cukup besar. Kondisi ini pun akan membuat pertarungan di ajang Pilgub Jabar 2018 semakin menarik dan menguntungkan rival-rival PDIP-Ridwan Kamil.

Pasalnya, posisi Ridwan Kamil yang masih teratas dalam survei bisa tersalip oleh rival-rivalnya. "Kalau kita coba mengkalkulasi, memang agak repot (PDIP- Emil menang), sisi lainnya pertarungan di Pilgub Jabar jadi makin menarik," katanya.

Sementara itu, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan menilai, pengusungan oleh PDIP ini akan merugikan Ridwan Kamil. Ini tidak terlepas dari dampak Pilgub DKI Jakarta 2017 di saat partai berwarna merah itu mengusung Basuki Tjahaja Purnama.

Dia juga menyebut isu yang diembuskan lawan PDIP di Pilgub DKI Jakarta 2017 akan diulang di Pilgub Jabar 2018. "Susah, PDIP di persepsi publik sudah begitu. Bahkan tidak sedikit ada sebagian tokoh, (mengatakan) pokoknya siapapun yang dudukung partai penista Islam, jangan dipilih," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement