Rabu 03 Jan 2018 19:18 WIB

Anies Minta Biofarma Prioritaskan Vaksin Difteri untuk DKI

Rep: Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) merawat pasien penderita difteri, di Banda Aceh, Aceh, Selasa (19/12).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) merawat pasien penderita difteri, di Banda Aceh, Aceh, Selasa (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta perusahaan antivaksin dan antisera Biofarma untuk memprioritaskan penyediaan vaksin multidose difteri untuk warga Jakarta. Dukungan ini dirasa penting sebab Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

"Kita nanti akan bersurat kepada Biofarma mengharap pada Biofarma untuk memberikan dukungan prioritas," kata Anies di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).

Anies tak ingin penyakit menular ini merebak di Jakarta. Jika hal itu terjadi, pelaksanaan Asian Games yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang akan terhambat. Ia berkaca dari kasus penyebaran cacar menjelang pelaksanaan Asian Games 1962 di Jakarta.

Ketika itu, panitia Asian Games mendapatkan kritik karena adanya penyebaran penyakit cacar di Jakarta. Para mahasiswa kedokteran diterjunkan untuk melakukan vaksinasi cacar kepada para warga agar penyebaran penyakit itu bisa dihentikan.

"Jangan sampai Asian Games kita ke depan juga dipermasalahkan," kata Anies.

Anies berharap, vaksin multidose difteri untuk Jakarta bisa dijadwalkan lebih awal. Dengan begitu, vaksin dapat diberikan kepada seluruh warga sesegera mungkin. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) ini juga akan menyiapkan kebijakan khusus.

Para warga diwajibkan untuk memiliki bukti vaksinasi lengkap. Dengan begitu, penyebaran penyakit dari luar wilayah Jakarta diharapkan akan dapat dikurangi. "Itu nanti kita siapkan kebijakannya. Pada fase ini kita fokus pada difteri," kata dia.

Mantan rektor Universitas Paramadina ini menambahkan kasus difteri yang terjadi pada 2017 melonjak sangat signifikan. Hingga akhir 2017 dilaporkan jumlah penderita difteri mencapai 109 orang. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan 2016 (17 kasus), 2015 (10 kasus), dan 2014 (4 kasus). Kasus ini tak hanya terjadi di Jakarta, namun juga Jawa Barat dan Banten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement