Kamis 04 Jan 2018 02:11 WIB

TNK: Belum Ada Komodo Alami Stres

Salah satu satwa dilindungi Komodo melintas pada jalur tracking wisatwan di Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT,
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu satwa dilindungi Komodo melintas pada jalur tracking wisatwan di Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT,

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono mengatakan belum ada satwa Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, yang merupakan destinasi unggulan nasional itu yang mengalami stress.

"Biasanya satwa kalau mengalami stress itu ada tanda-tandanya yang dapat diketahui, tapi sejauh ini belum ada komodo yang mengalami stress," kata Sudiyono saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (3/1).

Ia mengatakan hal itu terkait keberadaan satwa komodo yang dikhawatirkan berbagai pihak seperti wisatawan, pelaku usaha, maupun pemerintah daerah, bisa mengalami stres akibat membludaknya arus kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo itu.

Menurut Sudiyono, jika satwa komodo mengalami stress, muncul tanda-tanda fisik yang tampak seperti menjadi agresif, gerakan yang tidak jelas, tidak mau makan, atau terus-menerus diam. "Selama ini tanda-tanda seperti itu belum kelihatan, memang ada perubahan perilaku, misalnya dulu ada orang mendekat maka komodo lari menjauh tapi sekarang tidak," katanya.

Ia mengatakan, namun secara hormonal pihaknya berencana akan meneliti tingkat sensitifitas komodo untuk mengetahui korelasinya dengan jumlah kunjungan wisatawan.

Sudiyono menjelaskan, hasil koordinasinya dengan para peneliti mendapati bahwa jumlah satwa komodo yang sering dikunjungi wisatawan masih berkisar dari lima hingga 10 persen dari total populasi, yang ada dua titik yakni Loh Liang di Pulau Komodo dan Loh Buaya di Pulau Rinca.

Menurutnya, namun jika nantinya peningkatan arus kunjungan wisatawan diketahui berdampak pada sensisitifitas maka pihaknya dapat menmgevaluasi kembali penerapan pola kunjungan.

Salah satunya, kata dia, dengan melakukan pembatasan jumlah kunjungan, meskipun nantinya harus ditelaa kembali agar tidak mengecewakan wisatawan yang berdampak pada penurunan arus kunjungan.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga dapat memperluas titik-titik destinasi wisata komodo agar wisatawan tidak menyebar atau tidak menumpuk pada satu titik yang bisa mengganggu keberadaan komodo itu sendiri.

Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanengara pada 2017 tercatat mencapai lebih dari 120.000 orang, dengan lebih dari 60 persen didominasi wisatawan mancanegara. Peningkatan arus wisatawan tersebut, kata Sudiyono, telah berkontribusi baik untuk menambah nilai pendapatan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 27 miliar lebih atau naik sekitar Rp 5 miliar dari tahun 2016.

Video "Lebih Dekat Bersama Komodo"

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement