REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Widi Prasetyo mengimbau warga untuk mewaspadai longsor susulan di Desa Mulyorejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Berdasarkan hasil pemantauan, ada retakan sepanjang 50 meter di atas tebing di Dusun Silosanen, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, sehingga hal itu sangat berpotensi terjadinya longsor susulan," katanya di Kabupaten Jember, Rabu (3/1).
Hujan deras yang mengguyur Desa Mulyorejo sejak pagi hingga malam hari menyebabkan tanah longsor yang mencapai ketinggian 19,40 meter, panjang 17,78 meter, dan lebar 4,8 meter menutup akses jalan desa menuju perkebunan dan desa lain pada Senin (1/1) malam.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun akses jalan desa lumpuh total karena tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga mempengaruhi aktivitas warga dan sektor perekonomian di Desa Mulyorejo.
"Kawasan tebing di Dusun Silosanen memang rawan longsor karena kontur tanah dan kawasan perbukitan, serta ada retakan yang cukup panjang di atas, sehingga ketika hujan deras maka diprediksi akan terjadi longsor susulan," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat tidak melewati jalan desa tersebut selama hujan deras yang mengguyur kawasan setempat karena dikhawatirkan tebing yang bercampur bebatuan tersebut longsor dan menimpa warga yang melewati jalan desa itu.
"Melalui muspika dan perangkat desa, kami minta warga Desa Pace dan Desa Mulyorejo meningkatkan kewaspadaan yang sangat tinggi karena sepanjang jalan desa itu memiliki potensi longsor yang cukup besar, sehingga kalau bisa jangan dilalui saat hujan deras," ujarnya.
Sementara Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief mengatakan bencana tanah longsor susulan di Dusun Silosanen itu tinggal menunggu waktu saja karena ada retakan yang cukup besar di atas tebing. "Perlu dilakukan langkah antisipasi secara serius oleh semua pihak karena retakan sepanjang 50 meter itu dapat menyebabkan longsor susulan yang dapat mengancam terputusnya akses jalan desa," katanya.
Ia berharap sinergi Pemkab Jember melalui BPBD, Perhutani, PTPN XII dan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan dan saling bahu membahu ketika tebing itu kembali longsor akibat hujan deras yang mengguyur kawasan setempat.
Berdasarkan data BPBD Jember tercatat daerah rawan tanah tanah longsor tersebar di 11 kecamatan yakni Kecamatan Jelbuk, Arjasa, Sumberjambe, Silo, Mayang, Ledokombo, Patrang, Mumbulsari, Sumberbaru, Puger, dan Panti.