REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya, sudah pasti menunjuk Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedie A Rachim. Bima bahkan berencana mengenalkan Dedie ke masyarakat Kota Bogor pada akhir pekan ini.
Keputusan Bima dalam memilih Dedie bukan tanpa alasan. Menurut Bima, keduanya sudah menjalin hubungan sejak kakek dan orang tua mereka terdahulu. "Jadi, kami memang sudah mengenal lama," ujarnya ketika ditemui di Stadion Pajajaran, Bogor, (3/1).
Tidak hanya itu, Bima menuturkan, Dedie memiliki tingkat profesionalitas tinggi selama menjabat di KPK. Keduanya juga sering bertemu sebagai kepala daerah dan profesional melalui acara di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. Dalam acara itu, Dedie diundang sebagai pembicara untuk untuk memberikan pembekalan dan pencerahan terkait reformasi birokrasi di dalam pemerintahan daerah.
Sesuai dengan kompetensinya di bidang reformasi birokrasi, Dedie dilihat Bima bisa membenahi birokrasi di Kota Bogor. Beliau paham karena berkecimpung di aspek pencegahan saat di KPK. Beliau paham bagaimana membangun pemerintahan yang mengabdi dan melayani, ucapnya.
Keyakinan Bima semakin kuat mengingat Dedie masih mempunyai darah keturunan daerah Bogor. Sehingga, Dedie tidak diragukan lagi dalam mencintai dan memimpin Kota Bogor.
Dalam pendeklarasiannya, Bima juga akan mengumumkan lima partai politik yang sepakat mengusungnya dalam pemilihan wali kota. Saat ini, ia masih fokus dalam menyiapkan semua persyaratan pendaftaran yang dimulai pada pekan depan.
Keputusannya untuk memilih pasangan dari luar partai politik, diakui Bima, telah mendapatkan persetujuan kelima partai pengusung. "Semua sudah berdasar pertimbangan dan kajian dalam proses penjaringan maupun survei," ujarnya.