Rabu 03 Jan 2018 06:07 WIB

Pilgub Jabar, PAN dan Golkar Belum Final

Rep: Ita Nina Winarsih, Santi Sopia/ Red: Elba Damhuri
Koorbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar Nusron Wahid, menyatakan Golkar resmi dukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018. Hal itu, diungkapkan dalam Rapat Koordinasi dan Konsolidasi di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung. Rabu (27/12).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Koorbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar Nusron Wahid, menyatakan Golkar resmi dukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018. Hal itu, diungkapkan dalam Rapat Koordinasi dan Konsolidasi di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung. Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  Golkar membuka peluang koalisi dengan PDIP.

JAKARTA – Arah dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar dalam Pilkada Jabar 2018 belum sepenuhnya final.

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Kajian Ideologi dan Kebijakan Publik Happy Bone Zulkarnain mengatakan, antara Deddy Mizwar (Demiz) dan Dedi Mulyadi memang sudah terjalin kesepakatan untuk berpasangan.

Namun, legalitasnya belum sempurna karena belum ada dukungan resmi dari DPP Golkar. DPP saat ini masih melakukan lobi dengan PDIP untuk bersama-sama mendukung pasangan Deddy dan Dedi itu.

"DPP selama ini sebetulnya sudah berkomunikasi dengan pihak-pihak lain, misalnya dengan PDIP bahwa kita mendukung pasangan DM ini," kata dia di Menteng, Jakarta, Selasa (2/1)

Ada kemungkinan, kata dia, keputusan terkait pencalonan di Pilgub Jabar akan diumumkan dalam waktu dekat.

Tidak hanya itu, Happy mengungkapkan, DPP Golkar menginginkan koalisi yang terbangun di Pilgub Jabar harus bertujuan untuk memenangkan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang. DPP pun masih mempertimbangkan apakah Demokrat mau ikut membantu mencapai tujuan tersebut.

Atas dasar inilah, kata dia, pihaknya sedang mempertimbangkan apakah kemudian berpasangan dengan PDIP atau Demokrat. Golkar tidak sekadar ingin menang di Jabar, melainkan juga di Pilpresnya nanti.

“Artinya Demokrat bisa enggak sama-sama dengan Golkar untuk mendukung Jokowi nanti?" katanya.

Karena itu, Happy mengungkapkan tidak menutup kemungkinan Golkar nanti malah berkoalisi dengan PDIP sebagai partai pemerintah saat ini. Bukan mustahil pula jika duet Deddy dan Dedi ini pada akhirnya runtuh karena mendukung calon yang diusung PDIP.

"Masih dinamis. Jadi (kemungkinan runtuhnya duet DM ini) bisa iya bisa tidak. Tergantung magnetnya," katanya.

Ketua Umum PAN Zulkilfli Hasan mengakui akan bertemu dengan Deddy Demiz dalam waktu dekat. Dia menegaskan, arah dukungan PAN di Pilgub Jabar belum finalisasi.

"Ya jadi saya mau jumpa dengan Demiz dululah, sebelum tanggal delapan," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/1).

PAN hendak melihat dan juga ingin menanyakan terkait sikap Demiz. Sejauh ini, Demiz dan Dedi Mulyadi diketahui didukung Golkar.

Menurut Zulkifli, PAN juga belum memutuskan apakah akan berkoalisi dengan Gerindra-PKS yang mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Dia menyebutkan, menghormati semua pilihan.

"Ya kita mesti ngomong dulu sama Deddy (Demiz). Bbelum ada yang final juga semuanya, kita hormati pilihan masing-masing," kata dia.

Sejak awal, PAN mengarahkan dukungannya kepada Demiz bersama Demokrat dan PKS. Setelah PKS dan Demokrat meninggalkan Demiz, PAN masih belum menentukan sikap.

Namun, Zulkifli memastikan keputusan partainya diumumkan dalam waktu dekat. "Satu dua hari deh (keputusan)," katanya.

Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi menanggapi santai pernyataan Happy Bone Zulkarnain. Dedi menilai, mengenai posisi calon gubernur atau calon wakil gubernur masih bisa dikomunikasikan.

"Secara kepartaian, penyataan Pak Happy itu memang benar. Karena, kursi Golkar di DPRD Jabar memang lebih banyak ketimbang Demokrat," ujar Dedi, Selasa (2/1).

Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi atas keinginan DPP tersebut. Namun, posisi calon gubernur maupun calon wakil gubernur masih bisa dikomunikasikan. Hal ini, masuk dalam tahapan pembahasan antara Golkar dan Demokrat.

Meski demikian, kata dia, secara pribadi dirinya tak mempersoalkan masalah posisi. Sebab, kalau berbicara posisi berarti orientasinya pada ambisi. Dia ingin Pilgub Jabar ini, menjadi salah satu jalan untuk terus bisa melayani masyarakat.

"Kita ingin bisa melayani masyarakat Jabar. Karenanya, soal posisi tak terlalu difokuskan," ujar Dedi.

Menurut Dedi, sampai saat ini pihaknya masih menjajaki komunikasi politik dengan Partai Demokrat. Kedua partai ini, tergabung dalam koalisi sajajar. Adapun kursi Golkar di DPRD Jabar mencapai 17. Sedangkan, Demokrat sebanyak 12 kursi.

(umar mukhtar, Pengolah: nashih nashrullah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement