Selasa 02 Jan 2018 11:36 WIB

Pengamanan Ditingkatkan Cegah Perburuan Liar di TNK

Kunjungan Wisatawan TNK. Beberapa perahu wisata sandar di dermaga Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kunjungan Wisatawan TNK. Beberapa perahu wisata sandar di dermaga Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono, mengatakan pihaknya terus meningkatkan pengamanan di Pulau Komodo untuk mencegah munculnya aktivitas perburuan liar terhadap hewan-hewan yang menjadi mangsanya Komodo di sekitar TNK.

"Pengamanan terus kami tingkatan untuk mencegah terjadinya perburuan liar terhadap hewan yang menjadi mangsanya Komodo," kata Sudiyono ketika dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (2/1).

Ia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan operator dive dengan menitip para personel untuk melakukan pemantauan rutin secara tertutup di kawasan rawan perburuan.

Perburuan liar terhadap hewan yang menjadi mangsanya Komodo seperti babi hutan dan rusa itu, dilakukan oleh masyarakat dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pulau Komodo yang letaknya hanya dibatasi oleh Selat Sape itu sering menjadi ladang berburuan liar, sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu habitat Komodo di daerah tujuan wisata (destinasi) nasional itu.

Sudiyono mengakui masalah keamanan sering menjadi sosotan berbagai pihak, seperti dugaan perburuan liar puluhan rusa di Pulau Komodo pada pertengahan tahun 2017 lalu.

Untuk itu, selain operasi pemantauan tertutup, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur untuk membangun pos pengamanan bersama. "Dalam tahun ini kami rencanakan untuk bentuk pos pengamanan bersama Polair di dua titik yakni sebelah selatan dan utara Pulau Padar," katanya.

Ia mengatakan, selain mencegah perburuan liar, pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait pengamanan wilayah perairan di destinasi wisata dengan membuat peta berbasis aplikasi android yang diberikan kepada penggunan terutama operator dive. "Aplikasi ini dibagikan kepada para operator dive sehingga mereka tidak membuang jangkar kapal sembarangan dan tidak melanggar sonasi wilayah," katanya.

Terkait pengamanan untuk kapal-kapal wisata, kata dia, telah dibangun fasilitas tali tambatan kapal (mooring) sebanyak 10 buah, lima di antaranya di sekitar Pantai Pink dan lainnya menyebar sesuai minat pengunjung. "Fasilitas mooring ini diadakan supaya kapal wisatawan yang datang untuk berselancar atau menyelam tidak membuang jangkar di sembarang tempat," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya terus mengoptilakan aspek pengamanan agar kekayaan wisata di Pulau Komodo dan sekitaranya yang telah mendunia itu tetap terjaga, selain itu agar wisatawan yang datang juga merasa aman dan nyaman. Selama 2017, arus kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo tercatat mencapai lebih dari 120.000 orang dan 65 persen di antaranya didominasi wisatawan mancanegara.

Peningkatan arus kunjungan itu, kata Sudiyono, telah berkontribusi mendongkrak pendapatan untuk negara hingga Rp 27 miliar lebih atau naik sekitar Rp5 miliar lebih dari capaian tahun sebelumnya, yang diperoleh dari tiket masuk ke destinasi, maupun dari wisatan yang melakukan tracking, berselancar, dan menyelam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement