Selasa 02 Jan 2018 09:31 WIB

Usai Debat di Twitter, HNW Ajak Demiz Ngopi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Hidayat Nur Wahid (HNW)
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Hidayat Nur Wahid (HNW)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai saling bersahut-sahutan antara Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW) dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz) di akun Twitter milik mereka masing-masing, keduanya mengakhiri dengan ajakan minum kopi antara satu sama lain. Ajakan minum kopi itu dilontarkan HNW usai berdebat soal pakta integritas antara Demiz dengan Partai Demokrat melalui akun Twitter miliknya.

"Assalamualaikum bang @deddy_mizwar, sesudah seharian memulai komunikasi di medsos, semoga Allah selalu karuniakan ridha dan inayah-Nya. Kapan nih berkenan ngopi tahlil di rumah kami? Kemarin imam masjid al-Aqsha, syaikh Ali Umar al Abbasiy, mencicipi dan memuji kopi tahlil kami. Hanupis Bang," tulis HNW melalui akun Twitter-nya, Senin (1/1).

Ajakan ngopi juga disampaikan lebih dulu oleh Demiz.  "UstAZ HNW orang yang baik.. Untuk mengakhiri ini, silakan beliau menunjukkan kontrak politik yang dimaksud via sosmed atau sambil ngopi hehe," ajak Demiz.

Sebelumnya warganet sempat diramaikan dengan perbincangan kedua tokoh tersebut di sosial media Twitter. HNW mengunggah sebuah dokumen yang merupakan pakta integtitas atau kontrak politik antara Deddy Mizwar (Demiz) dengan Partai Demokrat. Dalam kontrak politik yang terdiri atas empat poin tersebut berisi antara lain Demiz siap menjadi anggota Partai Demokrat dan ditempatkan di struktur partai.

Selain itu, di dalam pakta intergitas yang ditandatangani di atas materai tersebut juga tertulis bahwa Demiz siap menjadi calon gubernur/wakil gubernur dan memenangkannya serta menggerakan mesin partai termasuk biayanya. Poin ketiga menyebutkan bahwa Demiz siap menggerakkan mesin partai untuk memenangkan calon presiden/wakil presiden yang diusung Partai Demokrat tahun 2019 - 2024, serta siap menerima arahan partai koalisi.

Menanggapi hal itu Demiz mempertanyakan kesalahannya terhadap PKS kepada mantan Ketua MPR 2004 - 2009 tersebut. "Hehe kalau dokumen itu yang dimaksud maka dosa apa yang saya lakukan pada PKS. Bukankah Ustaz sebagai kader PKS juga harus mendukung capres/cawapres yang diusung PKS?," tanya Demiz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement