Selasa 02 Jan 2018 08:17 WIB

Longsor, Bencana Tertinggi di Kabupaten Bogor

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Perbaikan jalan longsor. (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Perbaikan jalan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sepanjang 2017, Kabupaten Bogor mengalami 202 kejadian bencana tanah longsor. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, jumlah tersebut mencapai 37 persen dari total 538 kejadian pada tahun lalu.

Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo, mengatakan tingginya persentase bencana longsor dikarenakan adanya musim basah atau musim hujan dan fenomena la nina pada 2017. "Curah hujan dengan intensitas ekstrim terjadi hampir merata di Kabupaten Bogor," ucapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/1).

Kondisi tersebut membuat Kabupaten Bogor menjadi satu dari 27 kota maupun kabupaten di Jawa Barat yang memiliki status siaga bencana longsor dan banjir. Status ini ditetapkan melalui surat keputusan dari Bupati Bogor, Nurhayati, yang berlaku dari November hingga Mei 2018.

Budi menjelaskan, setidaknya terdapat 12 kecamatan yang masuk dalam zona merah atau daerah dengan tingkat potensi bencana longsor paling tinggi. Di antaranya adalah Sukamakmur, Nanggung dan Leuwiliang.

Sementara itu, daerah dengan potensi lebih rendah atau masuk dalam zona kuning adalah Cigudeg, Rumpin, Cisarua dan Babakan Madang. Penetapan berdasarkan letak geografis daerah yang sebagian besarnya adalah pegunungan ataupun perbukitan, ujar Budi.

Setelah longsor, bencana yang paling sering terjadi di Kabupaten Bogor adalah angin kencang dan kebakaran. Sebanyak 182 kejadian angin kencang terjadi, sementara kebakaran mencapai 54 kejadian sepanjang 2017.

Banjir yang dicemaskan menjadi kejadian tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi lebih jarang, yakni 46 kejadian. Sedangkan, kekeringan mencapai 13 kejadian.

Kepada masyarakat dan pegiat lingkungan, Budi menganjurkan untuk tidak lengah. Terlebih, awal 2018, Bogor masih akan diguyur hujan. "Tetap waspada dan siaga," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement