REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran wabah penyakit difteri mengalami peningkatan siginifikan pada Desember ini dengan 622 kasus. Kementerian Kesehatan mencatat 169 kabupaten/kota di 29 provinsi mengumumkan status kejadian luar biasa (KLB) difteri per Desember ini meningkat dari sebulan sebelumnya 95 kabupaten/kota.
Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani menilai yang terpenting saat ini adalah menanggulangi wabah terlebih dahulu. Ia pun meminta dilakukan pembukaan posko-posko kesehatan untuk difteri.
"Sekarang saatnya menanggulangi wabah dulu, buka posko-posko baik di puskesmas maupun di rumah sakit-rumah sakit negeri maupun swasta," ujar Irma saat dihubungi pada Sabtu (30/12).
Selain itu, Irma juga meminta pemerintah menggandeng perusahan farmasi agar harga vaksin difteri dapat terjangkau oleh seluruh masyarakat. Hal ini lanjut Irma, untuk menyasar masyarakat umur di atas 19 tahun yang tidak masuk dalam bagian pemberian vaksin melalui outbreak response immunization (ORI) oleh Pemerintah dari usai 1 sampai 19 tahun.
"Gandeng pedagang besar farmasi untuk ikut berbagi beban melalui program CSR mereka agar tarif vaksin tidak mahal dan dapat dijangkau seluruh masyarakat," kata Irma.
"Contohnya harga vaksin di RS swasta untuk orang dewasa Rp100 ribu, dengan bantuan program CSR pedagang besar farmasi yang bekerja sama dengan beberapa RS swasta maka tarif vaksin bisa dibayar hanya 50 persennya yaitu Rp50 ribu karena yang 50 persennya ditanggung pleh CSR pedagang besar farmasi tersebut," kata Irma.
Politisi Partai Nasdem itu juga menilai perusahaan farmasi itu dapat ikut berpartisipasi dalam meningkatkan sosialisi pentingnya vaksinasi difteri. Sebab selain kuratif atau pengobatan, otomotif preventif juga harys disosialisasikan secara masif," kata Irma.