Jumat 29 Dec 2017 19:02 WIB

Bima Arya Berharap Pilwalkot Bogor tak Pecah Belah Warga

Wali Kota Bogor Bima Arya.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bogor Bima Arya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berharap koalisi, yang terbangun pada Pilkada Serentak 2018 adalah demi kemaslahatan dan tidak membelah warga. "Saya berikhtiar bagaimana koalisi yang terbangun dan situasi politik itu demi kemaslahatan dan tidak membelah warga, jadi tetap satu," katanya di Bogor, Jumat (29/12).

Bima menyebutkan pertimbangnya maju Pilkada 2018 berbeda dengan saat 2013 yang tujuannya adalah menang dengan siapapun pasangan koalisinya. "Tahun itu mau berpasangan dengan Usmar Hariman, Doddy Setiawan atau Aim yang penting menang," kata Bima.

Tapi sekarang, lanjut politisi PAN ini, pertimbangannya tidak sesederhana dulu lagi saat awal mencalonkan diri. Ia mempertimbangkan banyak hal. Pertimbangan pertama adalah bagaimana kondisi Pilkada Kota Bogor tetap stabil dan tetap nyaman.

Hal tersebut menjadi paling utama, sehingga menjauhi kepentingan pribadi. "Alasannya hanya satu, karena Kota Bogor dekat dengan Ibu Kota Jakarta. Kedua, karena Bogor, ibu kota defacto, Presiden ngantor dan tinggal di sini (Bogor)," katanya.

Alasan ketiga, lanjutnya, pilkada serentak yang dilaksanakan di Kota Bogor menjadi tolak ukur keberhasilan dan barometer bagi politik nasional. "Saya tidak mau dan sangat tidak ingin koalisi di pilkada memberikan bekas yang sangat dalam bagi warga Kota Bogor," kata pria yang pernah jadi pengamat politik ini.

Bima menyebutkan Kota Bogor dari tahun ke tahun tidak pernah ada persoalan. Ia mengistilahkan budaya Kota Bogor "kaditu kadieu baraya" (semuanya masih bersaudara) dan berkaitan ke mana-mana.

Ia tidak ingin Pilkada Bogor seperti DKI Jakarta yang sampai saat ini dampaknya masih terasa, sehingga membutuhkan kehati-hatian dan jangan sampai salah memilih pasangan dan koalisi. "Itu pertimbangan paling utama," katanya menegaskan.

Bima belum secara resmi mengumumkan calon wakilnya dalam Pilwakot 2018, tetapi ia sudah memberikan tiga petunjuk soal calon tersebut yakni berinisial D, bukan orang partai politik dan merupakan putra terbaik asal Bogor.

Meski belum secara resmi mengumumkan, tetapi pemberitaan terkait siapa calon wakil inisial D tersebut telah ramai diberitakan. Sosok D tersebut digadang-gadang adalah Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antarkomisi dan Instansi Komisi Pemberatansan Korupsi (KPK) Dedie A Rachmin.

Informasi tersebut semakin menguat ketika beredar informasi Dedie A Rachmin saat ini sedang mengurus administrasi pengunduran dirinya ke KPK. Sementara itu, sejumlah media telah memberitakan terkait pengunduran diri Dedie A Rachmin yang sudah mendapat restu dari Ketua KPK Agus Rahardjo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement