REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengklaim, harga bahan pangan selama libur panjang akan tetap terjaga. Kondisi ini berlaku di pasar tradisional maupun modern.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Achsin Prasetyo, mengatakan, kestabilan harga diakibatkan persediaan yang masih tercukup. "Distribusi lancar dari titik hulu sampai ke pasar," ucapnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (29/12).
Menurut Achsin, kondisi tersebut terjadi pada sebagian besar bahan pokok, termasuk cabai, beras dan telur. Meski harga sejumlah sayur seperti tomat sempat naik sampai 30 persen, kini semua sudah terkendali.
Cuaca tidak menentu, diakui Achsin, menjadi tantangan terbesar dalam menjaga kestabilan harga pangan di Kota Bogor. Sebab, cuaca menentukan tingkat persediaan komoditi yang menjadi kunci dalam penentuan harga.
Achsin menjelaskan, cuaca memberikan pengaruh tidak hanya dalam masa panen, melainkan juga distribusi. Kalau hujan besar, pengiriman terganggu. "Tapi sejauh ini, karena sudah memprediksi, pengiriman ke pasar di Kota Bogor masih terjamin," ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Bogor, termasuk di Pasar Cibinong. Kepala Disperindag Kabupaten Bogor, Dace Supriyadi, memastikan, persediaan pangan masih dalam kondisi baik sampai pekan pertama Januari.
Salah satu komoditi yang kerap menjadi fokus adalah cabai rawit. Menurut Dace, bahan pangan ini memang sempat meroket pada pertengahan Desember. Tapi, naiknya hanya Rp 2.000, dari Rp 18 ribu ke Rp 20 ribu. "Jadi hanya dua persenan," tuturnya.
Kebutuhan lain seperti daging sapi dan ayam ras cenderung stagnan seperti bulan-bulan sebelumnya. Bahkan, menurut Dace, sejumlah kebutuhan termasuk gula pasir mengalami penurunan sebesar Rp 500. Hal ini disebabkan persediaan yang stabil, mengikuti permintaan.
Tapi, kestabilan harga ini tak lantas membuat Pemkot dan Pemkab Bogor lepas tangan. Achsin dan Dace sama-sama menyampaikan, jajarannya akan tetap memantau melalui inspeksi mendadak bersama tim satgas pangan. Termasuk di dalamnya adalah jajaran kepolisian.
Dace mengatakan, apabila nanti ada kelonjakan harga secara drastis, melebihi 50 persen, pihaknya akan melalukan operasi pasar. "Tentu kami telaah dulu penyebabnya. Kalau karena kurang supply, kami sediakan. Kalau ada kemungkinan penimbunan, akan diusut oleh kepolisian," ujarnya.