REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi masih merawat sebanyak delapan pasien suspect difteri. Kini kedelapan pasien tersebut telah ditangani secara intensif di rumah sakit tersebut. "Hingga kini yang dirawat sebanyak delapan pasien suspect difteri," ujar Humas RSUD Sekarwangi Cibadak, Ramdansyah kepada wartawan Jumat (29/12).
Dia menjelaskan, awalnya pada Kamis (28/12) ada sebelas pasien suspect difteri yang dirawat di RSUD Sekarwangi. Namun, lanjut Ramdansyah, pada Kamis sore sebanyak tiga orang sudah diperbolehkan pulang oleh tim medis. Mereka yang diperbolehkan pulang itu kondisi kesehatannya sudah membaik dibandingkan sebelumnya.
Ramdansyah menerangkan, pasien suspect diferi ini telah dilakukan tes batang dan hasilnya positif difteri. Selain itu secara secara klinis menurut dokter penanggung jawab pasien menyebutkan mengarah ke difteri.
Selanjutnya Ramdansyah mengatakan, untuk menentukan difteri harus dilakukan tes kuptur. Tapi, dari hasil tes batang bisa mengarah ke difteri. Namun lanjut dia semuanya masih disebut suspect karena tidak dilakukan tes kuptur.
Ramdansyah menerangkan, kedelapan pasien yang masih dirawat di tempatkan di ruang khusus atau isolasi. Ia menerangkan tim medis memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien agar bisa segera pulih kondisi kesehatannya.
Menurut Ramdansyah, RSUD Sekarwangi hingga kini telah menangani sebanyak 14 pasien suspect difteri. Di mana sebagian di antaranya telah diperbolehkan pulang.
Selain di RSUD Sekarwangi, pasien difteri juga dirawat di RSUD Palabuhanratu yakni Adelia Ramadhani (1 tahun 5 bulan). Balita asal Palabuhanratu ini dinyatakan positif difteri dan masih dalam perawatan.
Hendra mengatakan, satu pasien juga dirawat di RSHS Bandung yakni Rahmat Alfian (14) warga Desa Langensari Kecamatan Sukaraja. Rahmat meninggal dunia pada Selasa (19/12). Sebelum dirujuk ke RSHS Rahmat ditangani di rumah sakit Sukabumi dan akhirnya dibawa ke Bandung.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Harun Alsrayid mengatakan, pemkab berupaya memberikan penanganan yang serius terhadap kasus difteri yang bertambah di akhir tahun. "Termasuk dengan mengoptimalkan perawatan medis bagi pasien di rumah sakit," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Sukabumi Hendra Priatna menambahkan, munculnya kasus difteri ini telah ditangani maksimal oleh Dinkes. Di antaranya mulai dari penyelidikan epidomologi sampai aksi di lapangan mengadakan antisipasi dengan pengobatan di wilayah paparan terjadinya kasus.
Dia menambahkan, Dinkes juga memberikan penjelasan melalui penyuluhan secara maraton bahkan memberikan vaksinasi. Upaya lainnya memfasilitasi proses rujukan secara keseluruhan ke rumah sakit.