REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar tidak merasa ditinggakan oleh PKS usai partai politik ini memutuskan berkoalisi kembali dengan Partai Gerindra mengusung Mayjen TNI (Purnawirawan) Sudrajat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2018.
"Tidak merasa ditinggalkan, saya bahagia karena setiap ketetapan Allah adalah yang terbaik. Tiba-tiba kan kita tidak menduga, ada jalan keluar, kemudian tiba-tiba ada yang mendekat Partai Golkar. Ini sudah ketetapan Allah," kata Deddy Mizwar yang akrab disebut Demiz itu di Bandung, Kamis (28/12).
Menurut dia, Presiden PKS Sohibul Iman langsung mengontaknya dan mengabari keputusan PKS bergabung dengan Partai Gerindra sebelum pengumuman disampaikan di Jakarta. "Ini sebagai etika politik yang harus dihargai. Beliau memberi tahu keputusannya, saya 'respect'. Dia bukan pemilik partai, ada forum tertinggi. Saya hormati dan tidak paksakan. Pak Syaikhu juga, tadinya mau datang sore, tetapi saya harus ke Jakarta. Jadinya besok," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Sohibul Iman juga meminta kepadanya agar tetap menjaga komunikasi dengan semua bagian PKS. "Bahkan, Pak Sohibul minta grup WhatsApp jangan dihapus. Isinya ada saya, ada Syaikhu, dan kader PKS lain," katanya.
Ia juga memastikan hubungan dengan Ahmad Syaikhu tidak banyak berubah. Pria yang akrab disapa Demiz ini mengaku memiliki banyak sahabat terbaik di PKS. Setelah pecah koalisi tersebut, ia akan tetap berkomunikasi baik sebagai sahabat dengan para kader PKS tersebut.
"Jadi, tidak ada yang menyakiti saya. Doa saya terkabul, Pak Sudrajat akhirnya mendapat pasangan," katanya.
Ia mengatakan bahwa Ahmad Syaikhu yang sempat diusung menjadi calon wakil gubernurnya akan tetap menjadi tetangganya dan tetap menjadi guru mengaji di kompleks perumahannya di Bekasi.