REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Presiden Republik Indoensia, Joko Widodo, mengingatkan masyarakat untuk bisa terus menjaga persatuan dan kesatuan menjelang pelaksanaan Pilkada 2018. "Masyarakat Indonesia jangan sampai terpecah belah karena pelaksanaan Pilkada yang hanya lima tahun sekali," kata Joko Widodo saat membuka kegiatan Natal Oikumene Nasional 2017 di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis.
Pada 2018 mendatang, ada 171 kabupaten/kota di Indonesia yang akan menggelar Pilkada. Salah satunya termasuk di Kalbar.
Terkait hal itu, Jokowi kembali mengingatkan agar masyarakat bisa melaksanakan pesta demokrasi itu dengan baik. Masyarakat diharapkan memilih calon kepala daerah terbaik berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
"Untuk itu saya titip, ya katakan sekali lagi, negara ini adalah negara besar, jangan sampai kita mengorbankan persatuan dan persaudaraan kita sebagai sesama anak bangsa, hanya untuk urusan Pilkada," tuturnya.
Dirinya mempersilakan masyarakat untuk memilih pemimpin-pemimpin terbaik yang ada di daerah masing-masing saat pelaksanaan Pilkada. Namun, dia berharap, setelah itu harus rukun kembali sebagai saudara kesatuan tanah air.
Negara kita adalah negara besar yang majemuk dan beraneka ragam suku, katanya, dimana ada 714 suku yang menunjukkan keberagaman bangsa ini. Indonesia memiliki suku terbanyak di dunia, sehingga hal ini terus diingatkan kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terpecah belah karena pemilihan kepala daerah.
"Jangan sampai pada saat kampanye, saling mencela, saling menjelekkan, saling mencemooh, dan saling menjatuhkan,'' katanya. ''Terkadang kita sering lupa saat kampanye kita ini adalah satu dan saling bersaudara, ini yang harus kita rawat dan kita pelihara.''
Dia juga mengingatkan kepada para kandidat terbaik juga diharapkan bisa menyampaikan program-program terbaik, bukan menyampaikan hal-hal yang menyesatkan. "Apa lagi sampai memecah belah persatuan yang sudah kita bina selama ini," katanya.